Sains

Hirup Udara Kota Berpolusi Sama dengan Merokok, Benarkah?

Pada 2020 ketika kebakaran hutan melanda wilayah pesisir barat Amerika Serikat, seorang dokter dan ilmuwan dari Stanford University, Dr Kari Nadeau...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Tribunnews
Ilustrasi kualitas udara Jakarta yang buruk 

Kalkulator tersebut dibuat berdasarkan riset dari Berkeley University, di mana kita harus menginput faktor waktu yang dihabiskan di luar ruangan dan indeks kualitas udara untuk melihat perkiraan jumlah rokok yang setara.

Saat dicoba memasukkan AQI 170 dengan estimasi paparan 24 jam, hasilnya setara dengan merokok sebanyak 4,52 batang dalam sehari.

Studi pada 2020 yang diterbitkan National Library of Medicine menganalisa tren beban penyakit yang disebabkan oleh polusi udara dan perilaku merokok dari tahun 1990 hingga 2017 di seluruh dunia.

 

Baca juga: Jakarta Raih Peringkat 2 Terburuk soal Kualitas Udara, Pemprov DKI Bakal Terbitkan Pergub

 

Studi tersebut dilakukan dengan alat visualisasi data online dari Global Burden of Disease and Injuries (GBD) Study.

Peneliti menganalisis tingkat kematian yang disebabkan karena polusi udara dan merokok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban penyakit yang disebabkan oleh polusi udara menurun secara signifikan dan lebih cepat daripada beban penyakit yang disebabkan karena merokok.

 

Baca juga: Soal Kualitas Udara, Jakarta Masih di Peringkat Dua TERBURUK Dunia Hari Ini Jumat 11 Agustus 2023

 

Disebutkan bahwa merokok menyebabkan lebih banyak kematian dari pada polusi udara.

Antara tahun 2007-2017, jumlah kematian akibat polusi udara meningkat dari 2,42 juta menjadi 2,94 juta kematian.

Sementara, jumlah kematian akibat rokok hampir tiga kali lipat, yakni 8,3 juta kematian.

Meski dampak polusi udara tak separah merokok, peningkatan dan pengendalian kualitas udara tidak dapat dikesampingkan.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved