Feline Coronavirus Merebak, Ribuan Kucing Mati di Siprus

Feline coronavirus, tidak terkait dengan Covid-19 yang menyebabkan pandemi tiga tahun belakangan, diketahui tidak menular ke manusia.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
warta kota/cahaya nugraha
Ilustrasi. 

TRIBUNTORAJA.COM - Ribuan ekor kucing dilaporkan mati di Siprus, diduga terkait infeksi feline coronavirus (FCoV) yang semakin berbahaya.

Para pakar memperingatkan bahwa strain baru feline coronavirus menyebabkan penyakit berat pada kucing.

Feline coronavirus, tidak terkait dengan Covid-19 yang menyebabkan pandemi tiga tahun belakangan, diketahui tidak menular ke manusia.

 

 

Namun, para pakar mulai mempertanyakan apakah perkembangan feline coronavirus belakangan ini dapat menyebabkan peningkatkan risiko infeksi ke manusia.

Umumnya, feline coronavirus menyebabkan gejala ringan pada kucing seperti sakit perut.

Namun, infeksi ini bisa berkembang menjadi feline infectious peritonitis (FIP) yang membuat sel darah putih terinfeksi dan menyebabkan peradangan fatal di perut, ginjal, atau otak.

 

Baca juga: Bimtek Strategi Pemasaran Pariwisata Toraja, Tingkatkaan SDM Pelaku Usaha Pasca Covid-19

 

Dr Charalampos Attipa, dosen senior di jurusan patologi klinik veteriner di Universitas Edinburgh Skotlandia dan sejumlah ilmuwan lain tengah menginvestigasi fenomena feline coronavirus di Siprus.

Ia menyebut terdapat strain baru yang beredar dan "sangat mengkhawatirkan."

"Kami belum memvalidasi angkanya. Jelas jumlahnya (kucing mati) ribuan, tetapi jumlah pastinya belum bisa dikatakan," kata Attipa dikutip The Guardian, Selasa (18/7/2023).

 

Baca juga: Intelijen AS: Tak Ada Bukti Covid-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium China

 

Attipa menyebut, data terkini menunjukkan bahwa kasus kematian kucing terkait feline coronavirus meningkat 40 kali lipat dibanding tahun lalu.

Sejauh ini, ilmuwan tengah melakukan sekuensi genomik untuk mengetahui apakah feline coronavirus di Siprus telah bermutasi.

Jika bermutasi, strain berbahaya yang muncul diduga terkait pandemi Covid-19.

 

Baca juga: Jadi Endemi di Indonesia, Begini Skema Pertanggungan BPJS Kesehatan Pasien Covid-19

 

Alasannya, karena Covid-19 dapat menginfeksi kucing, hewan itu berkemungkinan mengembangkan antibodi yang bisa mempercepat evolusi feline coronavirus.

Sebelumnya, Kepala Cat Protection and Walfare Society (PAWS) Siprus Dinos Ayiomamitis mengklaim bahwa 300.000 kucing telah mati terkait feline coronavirus sejak Januari 2023.

Namun, Ayiomamtisi mengklarifikasi bahwa angka itu adalah perhitungan kasar yang berdasarkan rata-rata mortalitas dibanding populasi kucing di Siprus yang mencapai satu juta ekor.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved