Virus ASF Masuk Toraja
Pedagang Paksa Babi Ternak Agar Bisa Masuk Toraja Utara, Satgas ASF: di Sini Banyak Babi Sehat
Hingga Senin (26/6/2023) terdata sudah lebih dari 7 ribu ekor babi ternak yang mati karena ASF alias flu babi Afrika.
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Donny Yosua
TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Virus ASF Toraja Utara menggelar pertemuan dengan puluhan pedagang ternak babi dari Pasar Bolu di Marante, Kota Rantepao, Selasa (27/6/2023).
Pertemuan ini membahas keputusan rapat koordinasi Satgas beberapa hari lalu, utamanya membuat komitmen dengan pengusaha ternak babi di pasar hewan Bolu mengenai aturan terkait surat edaran bupati tentang virus ASF.
Puluhan pedagang menolak poin ketiga yang menyatakan melarang ternak babi dari luar wilayah masuk ke Toraja Utara.
"Kalau babi distop masuk Toraja, terus kami mau jualan apa?" ucap seorang pedagang.
"Penghasilan kami hanya dari jualan babi ini, mana banyak cicilan," tambah pedagang lainnya.
Kadis Pertanian Toraja Utara, Lukas Pasarai, mengatakan bahwa satgas berjanji akan lebih tegas menindak oknum-oknum yang melanggar.
"Ini kan sudah ada sosialisasi, sudah ada himbauan, langkah - langkah preventif, kami (satgas) akan tindak tegas pihak yang melanggar," ujarnya dalam pertemuan, Senin.
Lukas mengatakan, keputusan ini demi kepentingan bersama masyarakat Toraja, khususnya Toraja Utara.
Baca juga: Babi Ternak Yang Mati Karena ASF di Toraja Utara Sudah Mencapai 7 Ribu Ekor
"Terkait kegiatan Rambu Tuka maupum Rambu Solu, Toraja Utara, dan untuk konsumsi dan lain sebagainya masih memiliki ribuan babi yang sehat, bahkan lebih, intinya yang kita jaga ini babi lokal yang sampai kena virus lebih banyak," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, sudah ribuan ternak babi mati akibat virus ASF di Toraja Utara.
Hingga Senin (26/6/2023) terdata sudah lebih dari 7 ribu ekor babi ternak yang mati karena ASF alias flu babi Afrika.
Baca juga: Pemkab Toraja Utara Gelar Rapat Koordinasi Cegah ASF, Begini Rekomendasinya
Hal ini diungkapkan oleh Kadis Pertanian Toraja Utara, Lukas Pasarai, kepada tribuntoraja.com, di Marante, Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
"Yang terdata itu 7 ribu, bisa saja lebih yang tidak terlapor dan tercatat," ucapnya.
Karena itu, ia menghimbau kepada masyarakat agar memantau dan melaporkan kepada satgas di masing-masing wilayahnya.
Baca juga: Babi yang Disuplai ke Toraja Mati dalam Truk, Segera Diambil Sampelnya untuk Tes ASF
"Pendataan ini untuk menentukan terkait zonasi dan pemantauan agar virus ini cepat terkendali. Petugas di lapangan juga akan mengarahkan terkait bagaimana cara menguburnya dan lain sebagainya terkait hal teknis," tuturnya.
Lukas menjelaskan bahwa ke depan satgas akan melakukan cara persuasif maupun penindakan jika masih ada yang berusaha melanggar, terutama masih mencoba masukkan babi dari luar Toraja.
Ia meminta kepada masyarakat dan pedagang ternak babi agar mematuhi aturan dan rekomendasi tentang pencegahan ASF ini.
(*)
Pemkab Toraja Utara Gelar Rapat Koordinasi Cegah ASF, Begini Rekomendasinya |
![]() |
---|
Warga Toraja Utara Temukan Bangkai Babi di Sungai, Pemkab: Harusnya Dikubur! |
![]() |
---|
Dua Truk Pengangkut Ternak Babi Nekat Terobos Pos Penjagaan di Nanggala Toraja Utara |
![]() |
---|
Di Tana Toraja, 540 Ekor Babi Mati Karena ASF |
![]() |
---|
Cegah Penularan ASF ke Toraja Utara, Penjagaan di Perbatasan Siaga 24 Jam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.