Dramatis, Proses Pemakaman Muhammad Fajri Libatkan Forklift
Petugas Basarnas dan tim pemulasaraan jenazah turut mengawal jenazah Fajri sampai proses pemakaman
TRIBUNTORAJA.COM - Proses pengangkatan jenazah Muhammad Fajri (26) dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menuju mobil jenazah berlangsung dramatis. Proses pengangkatan jenazah dilakukan oleh tim Basarnas dibantu dengan tim pemulasaraan jenazah.
Menggunakan forklift milik Basarnas, jenazah pria yang mengidap obesitas ekstrem itu dengan penuh kehati-hatian dimasukan ke dalam mobil jenazah jenis Toyota Hiace yang memang secara ukuran lebih besar ketimbang mobil jenazah pada umumnya. Sekira pukul 13.45 WIB, jenazah Fajri kemudian dibawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Petugas Basarnas dan tim pemulasaraan jenazah turut mengawal jenazah Fajri sampai proses pemakaman. Iring-iringan kendaraan yang membawa rombongan jenazah terdiri dari dua mobil jenazah, dua mobil milik Basarnas serta tiga mobil dan puluhan motor dari keluarga dan kerabat Fajri.
Suasana tak kalah dramatis terlihat saat proses penururan jenazah di TPU Menteng Pulo. Tim SAR dan tim pemusalaraan jenazah harus mendorong jenazah Fajri menggunakan forklift melalui jalanan di area makam yang permukaan jalannya tak rata.
Butuh waktu sekira 30 menit bagi mereka untuk menuju liang lahat Fajri yang berada di ujung area makam. Tak jarang, forklift tersangkut lubang yang membuat rombongan harus mengangkatnya agar bisa melanjutkan perjalanan.
"Angkat dulu angkat, nyangkut lubang ini soalnya jalannya enggak rata," kata seorang petugas SAR di TPU Menteng Pulo, Kamis (22/6).
Di atas pusara alat katrol sudah disediakan untuk membantu proses penurunan jenazah Fajri menuju liang lahad.
Ditemui di lokasi Kepala Regu Damkar Jakpus Rofi'e mengungkapkan bahwa proses pemakaman jenazah Fajri menggunakan alat bantu pulley system dan tripod.
"Prosesinya kita naikin menggunakan pulley system menggunakan tripod naik kita tarik dari arah liang begitu naik dari arah liang posisinya. Sudah pas ke liang kita turunkan pelan pelan, sudah sampai ke bawah baru kita copot," kata Rofi'e. Adapun bersama dengan berkumandangnya adzan Ashar di sekitar Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan. Tak lama setelahnya, jenazah Fajri pria dengan berat 300 kilogram selesai dikebumikan.
Plt Direktur Pelayanan Operasional RSCM, dokter Renan Sukmawan mengatakan, Fajri menghembuskan napas terakhirnya di hadapan keluarganya yang menemaninya di Gedung A rawat inap RSCM. "Kita usahakan oleh tim ternyata tadi malam pada 01.25 WIB almarhum tuan MF berpulang ke rahmatullah di hadapan keluarga dan diterima dengan baik oleh pihak keluarga," kata Renan di RSCM.
Dokter Sidharta Kusuma Manggala yang merupakan dokter spesialisasi anastesi RSCM menjelaskan, tim dokter dari berbagai bidang keilmuan telah berusaha keras menangani Fajri sejak pemuda obesitas itu dirujuk ke RSCM dari RSUD Kota Tangerang pada Jumat (9/6).
Namun, takdir berkata lain. Fajri meninggal karena komplikasi yang dialaminya. Sidharta mengatakan, sejak dibawa ke RSCM, kondisi kesehatan Fajri memang sudah cukup parah.
"Jadi memang sebulan ini, memang pasien MF memang sudah mulai tidak bisa tidur telentang, artinya memang sudah mulai ada masalah medis yang cukup serius terkait dengan kardio respirasi atau masalah paru-paru dan masalah jantungnya," kata Sidharta.
Dijelaskan Sidharta, saat berada di RSCM, sesak napas yang dialami Fajri memang kian berat. Hal itu membuat tim dokter harus memasangkan alat bantu pernapasan kepada Fajri.
"Saat dipasang ventilator itu beliau mendapatkan obat-obatan karena proses pemasangan ventilator itu adalah proses yang cukup nyeri dan tidak enak ya sehingga kita harus memberikan obat-obat," papar Sidharta.
Pemasangan ventilator itu membuat kondisi Fajri tak sadarkan diri. Di sisi lain, infeksi di kaki Fajri juga semakin berat. Kondisinya diperburuk karena juga ada infeksi di bagian paru-parunya, "Kemudian infeksi ini kita bisa bilang menimbulkan kejadian yang namanya shocksepsis yang mungkin sudah dijelaskan tadi shocksepsis. Nah shocksepsis ini adalah suatu keadaan dimana terjadi respons tubuh terhadap infeksi yang berat, nah infeksi yang berat ini kita atasi dengan pemberian antibiotik," paparnya.
Sidharta menjelaskan ciri-ciri dari shocksepsis yang dialami Fajri yakni adanya kegagalan organ. "Jadi dia mulai gagal organ jantungnya kemudian pembuluh darahnya, kemudian tekanan darahnya mulai turun, ginjalnya bermasalah juga karena shoscksepsis kita kemudian lakukan dengan terapi pengganti ginjal," ujarnya.
Tak berhenti di situ, rupanya Fajri juga mengalami masalah pada pencernaannya.
"Sehingga kita bisa bilang bahwa akibat dari infeksi tadi itu mengakibatkan kegagalan organ tubuh namanya multi organ disfunction syndrom. Nah ini yang membuat kondisinya semakin menurun, dan memang pada akhirnya tadi malam kami sudah tidak bisa mempertahankan kondisi beliau lagi," ujar Sidharta.
Fajri dirawat selama kurang lebih 14 hari setelah dirujuk dari RSUD Tangerang. Perjuangan Fajri saat akan dievakuasi oleh petugas Damkar sempat membuat warga kagum.
Evakuasi dilakukan sejak pagi di kediaman Fajri di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang pada Rabu (7/6). Warga kagum saat Fajri menggeser tubuhnya sejengkal demi sejengkal saat evakuasi berlangsung.
Tak hanya warga sekitar, tetapi sejumlah dokter dari puskesmas dan perwakilan kelurahan Karang Tengah, Ciledug mendatangi rumah Fajri untuk mengevakuasi pemuda itu ke rumah sakit.
Lantaran tak mampu mengevakuasi Fajri, pihak kelurahan menghubungi Damkar dan Satpol PP untuk meminta bantuan mereka. Percobaan pertama yakni petugas Damkar dibantu warga menjebol dinding rumah Fajri agar akses lebih luas.
Sampai pukul 12.00 WIB, petugas gabungan dengan dibantu warga masih belum juga berhasil mengeluarkan Fajri keluar dari rumahnya. Hingga akhirnya saat petugas tengah istirahat siang, Fajri berinisiatif menggeser badannya.
Meski hanya sejengkal demi sejengkal jarak tubuhnya bergeser, ternyata Fajri berhasil berpindah dengan usahanya sendiri menuju teras rumahnya.
"Orang-orang pada kaget dia bisa geser sendiri meski ya lama karena baru sejengkal geser dia sudah engap nafasnya, istirahat dulu terus geser lagi sampai akhirnya di luar rumah," kata Herman tetangga Fajri.
Disampaikan Herman, selama ini Fajri memang bisa keluar masuk rumahnya dengan cara menggeser badannya kendati memakan waktu lama. Biasanya hal itu dilakukan Fajri ketika hendak mandi di teras rumahnya.
"Namun mungkin karena orang ramai, dia panik juga kan, akhirnya petugas inisiatif jebol kusen sama pintu biar lega tapi tetap enggak kuat. Pas orang pada istirahat, akhirnya Fajri geser sendiri sampai keluar," papar Herman sambil memeragakan posisi Fajri menggeser tubuhnya.
Ibunda Termenung
Sementara itu di TPU Menteng Pulo terlihat keluarga menaburkan bunga di atas makam Fajri. Tabur bunga tersebut diakhiri dengan lantunan doa untuk Fajri.
Tampak beberapa keluarga serta kerabat menangis haru melihat makam Fajri dari bawah tenda dekat makam Fajri. Ibunda Fajri masih termenung dengan tatapan kosong duduk di bawah tenda tersebut.
"Terima kasih kami ucapkan untuk bapak-bapak (Petugas pemadam kebakaran dan Basarnas) yang sudah membantu pemakaman adik saya," ucap salah seorang keluaga Muhammad Fajri di pemakaman.
Ia berharap adiknya bisa diampuni segala dosanya dan diterima di sisi Allah. "Semoga adik kami diterima di sisi-Nya, diampuni dosanya," pungkasnya. (*)
| Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Ambruk, Basarnas Evakuasi 7 Korban pada Hari ke-3 |
|
|---|
| 6 Santri Diduga Masih Hidup di Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny, Basarnas Lakukan Evakuasi Manual |
|
|---|
| Keluarga Pendaki Brasil yang Meninggal di Rinjani Akan Menggugat, Begini Respon Basarnas |
|
|---|
| KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, Angkut 65 Orang dan 22 Kendaraan |
|
|---|
| Pemulangan Jenazah Mahasiswa UGM Korban Longboat Terbalik di Maluku Tunggu Kepastian Keluarga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/Proses-pemakaman-Muhammad-Fajri.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.