Hulu Sungai Sadan

Selamatkan Hulu Sungai Sa'dan, Forum Peduli Toraja: Dulu Airnya Jernih

Hulu Sungai Sa'dan ini berda di Lembang Ulusalu, Kecamatan Sa'dan. Di Ulusalu ini terdapat 3 dusun, yaitu Paawaran, Sarang-sarang, dan Salu Gusi.

|
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
TribunToraja
Ketua Forum Peduli Toraja, Yulianus Dakka (kanan) dan Stev Raru. Forum Toraja Peduli menyoroti pengrusakan hutan di hulu Sungai Sa'dan, Toraja Utara. 

"Jadi memang di sana warga butuh perbaikan jalan karena memang itu aksesnya. Tapi, kalaupun harus membuka jalur, harus juga dipikir soal longsor-longsor cara mitigasi dan pencegahannya," tambah Stev Raru.

Tapi, lanjut Yuda, melalui pantauan udara pakai drone, mereka heran dengan banyakya jalan di tengah hutan. Apalagi, di sekitar areal tersebut tidak ada pertanian apalagi perkampungan.

"Itu akses apa? Di situ tidak ada pertanian warga, tidak ada perkampungan warga karena masuk wilayah hutan lindung," tutur Yuda.

Diketahui bahwa di Lembang Ulusalu ada 3 dusun, yaitu Dusun Paawaran, Dusun Sarang-sarang, Dusun Salu Gusi. Nah, di daerah yang paling ujung ini ialah dusun Salu Gusi dan mayoritas penduduk yang masuk di areal hutan lindung adalah dari Lewandi, Seko, ataupun Mendila.

"Mayoritas mereka berkebun di hutan lindung tersebut, tapi dalam skala yang kecil," jelasnya.

Sungai Sa'dan merupakan sungai terpanjang di Sulawesi Selatan, airnya mengalir dari dataran tinggi Toraja Utara, tepatnya di Gunung Latimbangan, sejauh 182 km ke arah Kabupaten Pinrang, sebelah barat daya Tana Toraja, dan berakhir di Selat Makassar.

Sungai Sa’dan merupakan sungai utama di Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Saddang yang luasnya 10.230 km2, melintasi dua provinsi yaitu Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat di 8 Kabupaten dan 1 Kota.

Wilayah yang dilalui yaitu Kota Pare-Pare, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Polewali Mandar, dan Kabupaten Mamasa.

Aliran Sungai Sa'dan ini banyak dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidup manusia. Seperti untuk sumber air kebutuhan sehari-hari, untuk persawahan dan perkebunan, sampai sebagai pembangkit listrik.

Sebut saja PLTA Bakaru (2×64 MW) di Pinrang memanfaatkan aliran sungai ini pada hilir Sungai Mamasa. Kemudian, PT Malea Energy yang berada di Tana Toraja.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved