Jembatan Gantung Putus

Tentang Sungai Maiting di Rindingallo Toraja Utara yang Kembali Telan Korban

Tidak gampang menaklukkan Sungai Maiting. Arus yang deras dan banyak bebatuan besar menjadi tantangan tim pencari.

|
Penulis: Apriani Landa | Editor: Apriani Landa
Tini
Suasana pencarian korban tenggelam Sungai Maiting, Toraja Utara, November 2022 lalu. 

Palungan merupakan warga Kampung Buntu Lepong, Dusun Poton, Kecamatan Rindingallo. Ia jatuh dan hanyut pada Selasa (8/11/2022) malam.

Ia ditemukan keesokan harinya, Rabu (9/11/2022) siang, dalam kondisi meninggal dunia.

Sebelum ditemukan, dalam proses pencarian Palungan itu, Serda Amiruddin terjatuh dan hanyut di Sungai Maiting.

Uniknya, lokasi keduanya jatuh ke sungai di sekitar jembatan gantung itu.

Hal ini dikonfirmasi Kepala Lembang Lempo Poton, Yohanis Lapu'.

"Jembatan gantung di Buntu Lepong, Lempo Poton, tempat dua orang dihanyutkan air (Sungai Maiting) dulu, pak Amir dan seorang ibu," ungkapnya kepada TribunToraja.com.

"Sekarang lebih parah lagi, sementara orang banyak yang mau datang di pernikahan, jembatan putus dan banyak warga yang jatuh lalu dihanyutkan. Kejadian Sabtu 20 Mei 2023," tambahnya.

Filosofi Sungai Maiting

"Sungai Maiting adalah sungai orang pemberani.”

Demikian diungkapkan seorang tokoh adat Toraja Utara, Markus Laa Tanga.

Markus mengatakan bahwa konon katanya, sungai ini adalah asal muasal pemberani di Rindingallo.

“Maksudnya, kan memang munculnya orang pemberani kan memang di Rindingallo," jelasnya.

Ia menambahkan, ilmu gaib di Sungai Maiting disebut memiliki pengaruh yang kuat dibanding sungai-sungai besar di Toraja.

"Kemudian kan katakanlah gaibnya itu kuat sekali pengaruhnya,” jelasnya.

Sungai Sa'dan dan di sini (Maiting) memang sama-sama sungai, tapi tidak sama kondisinya, mistisnya di sini keras," imbuhnya.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved