Dusun Makmur Maros Tidak Makmur, Tak Ada Jembatan, Gondola Jadi Akses Keluar Warga

Dengan seragam yang masih rapi, ia bersama teman-temannya bergantian menarik tali gondola agar bisa mencapai seberang.

Editor: Imam Wahyudi
ist
GONDOLA - Pelajar menyeberangi sungai menggunakan gondola di Dusun Makmur, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros 

TRIBUNTORAJA.COM - Di Dusun Makmur, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulsel, anak-anak harus menyeberangi sungai selebar 400 meter agar bisa ke sekolah.

Namun, mereka tidak melewati jembatan, melainkan gondola sederhana yang digerakkan secara manual.

Di antara mereka ada Farel, siswa kelas 3 SD.

Dengan seragam yang masih rapi, ia bersama teman-temannya bergantian menarik tali gondola agar bisa mencapai seberang.

“Biasanya kami berangkat jam 06.30 dan sampai sekolah sekitar jam 08.30,” ujarnya.

Sebelum ada gondola, ia harus menyeberangi sungai dengan berjalan kaki.

“Kalau air sungai naik, saya sering tidak ke sekolah karena takut menyeberang,” katanya.

Hal yang sama dirasakan Misra.

Baginya, gondola adalah satu-satunya jalan.

“Mau tidak mau lewat sini, karena tidak ada jalur lain ke sekolah,” ucapnya.

Gondola yang mereka gunakan bukanlah fasilitas resmi pemerintah, melainkan hasil swadaya pemilik tanah dan masyarakat. 

Dibutuhkan waktu sekitar 5–7 menit untuk bisa sampai ke seberang, tergantung siapa yang menarik tali.

Katrol sederhana dipasang di tiang beton sebagai penggeraknya.

Sekretaris Desa Bonto Manurung, Yustandi, menjelaskan warga juga menggunakan gondola tersebut untuk membawa hasil bumi.

“Kalau air surut, masyarakat biasanya membuat jembatan kayu dan susunan batu agar bisa dilewati roda dua. Tapi kalau air naik, arus bisa sampai 6–7 meter dan sangat deras,” jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved