110 Layang-Layang Diterbangkan di Toraja, Ini Sejarahnya di Indonesia dan Toraja
Kegiatan ini diselenggarakan oleh kegiatan ini ia maksudkan sebagai ucapan Syukur 110 Tahun Injil Masuk Toraja (IMT).
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
Dulunya masyarakat Indonesia memainkan layang saat musim panen padi atau saat sebelum menanam padi.
Mengutip Encyclopedia Britannica, layang-layang pertama kali dipopulerkan di China sekitar 3.000 tahun yang lalu.
Dulunya masyarakat Negeri Tirai Bambu ini menggunakan bahan-bahan tersedia seperti kain sutra untuk bahan layar, sutra berkekuatan tensil tinggi untuk jalur terbang, dan bambu tangguh untuk kerangka kerja yang kuat dan ringan.
Layang-layang China yang paling awal diketahui adalah datar (tidak membungkuk) dan sering berbentuk persegi panjang.
Setelah kemunculannya itu, layang-layang tersebut bermigrasi ke berbagai negara di dunia.
Misalnya Korea, Jepang, Myanmar, India, Arab, dan Afrika Utara, kemudian lebih jauh ke semenanjung Malaysia, Indonesia, dan pulau-pulau Oseania di timur Pulau Paskah.
Dalam pemberitaan Kompas.com, 12 Agustus 2014, disebutkan hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu pemandu di Museum Layang-Layang Jakarta, Asep Irawan.
Asep menuturkan, berbagai literatur menjelaskan bahwa layang-layang ditemukan di China kurang lebih 3.000 tahun yang lalu.
Kemudian, menurut hasil penelitian arkeolog nasional tahun 1981, 1986, dan 1991, layang-layang di Indonesia pertama kali ditemukan di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.
Layang-layang tersebut berasal dari daun gadung yang dirajut dan dibentuk seperti layang-layang.
Esensi bermain layang-layang mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), layang-layang adalah sejenis permainan yang dimainkan anak-anak maupun orang dewasa.
Pada umumnya, layang-layang ini dimainkan pada musim angin kencang karena apabila tidak ada angin tidak bisa terbang.
Peranan angin sangat besar untuk bermain layang-layang.
Dinas Ketapang Tana Toraja Kembangkan Varietas Kopi Toraja Buntu Santung dan Langda |
![]() |
---|
Cuaca Tana Toraja Kamis 9 Oktober 2025: Cerah Berawan |
![]() |
---|
Berbahaya! Batu Raksasa Tutup Sebagian Jalan Poros Makale-Buakayu Sejak April 2025 |
![]() |
---|
BPBD Tana Toraja Akui Progres Proyek Jalan Poros Palesan–Buakayu Baru 30 Persen, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Jalan Rusak di Kurra Tator Sudah 10 Tahun Tak Diperbaiki, Warga Minta Pemerintah Segera Bertindak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.