Kisah Inspiratif Anton, Guru Tunanetra yang Menyalakan Cahaya dari Kegelapan
Anton dikenal bukan hanya sebagai pendidik yang berdedikasi, tetapi juga sebagai petani tangguh yang tetap bekerja di ladang saat
Penulis: Lilianti Ariyani Saalino | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNTORAJA.COM - Keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi Natalius Anton Patanan, seorang tunanetra untuk menjadi pendidik.
Dia adalah guru di SMPN 1 Sa’dan Matallo, Kabupaten Toraja Utara.
Di balik keterbatasannya, pria kelahiran Sa’dan Matallo, 27 Desember 1981 ini, menyalakan cahaya semangat yang tak pernah padam.
Di usianya yang kini menginjak 43 tahun, Anton menjadi sosok panutan di lingkungan sekolah.
Ia mengajar mata pelajaran Prakarya dan Agama.
Anton dikenal bukan hanya sebagai pendidik yang berdedikasi, tetapi juga sebagai petani tangguh yang tetap bekerja di ladang saat pulang dari sekolah.
Anak keenam dari delapan bersaudara ini lahir dengan keterbatasan penglihatan.
Namun, Anton tak pernah menjadikan itu alasan untuk berhenti bermimpi.
Ia merantau sejak kecil demi mengejar pendidikan, berpindah dari satu kota ke kota lain dengan tekad yang kuat.
Ia menempuh pendidikan dasar di SDN Soppeng, melanjutkan ke SMP YAPTI Makassar, lalu menamatkan sekolah menengah di SMA Protestan YAPIP Makassar.
Semangat belajarnya luar biasa.
Anton bahkan menempuh dua kuliah sekaligus.
Ia mengambil jurusan Teologi di STT Intim Makassar, dan Hukum di Universitas Indonesia Timur.
Tak berhenti di situ, ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Toraja dengan jurusan Pendidikan.
Karier mengajarnya dimulai sekitar 17 tahun silam, ketika ia pertama kali diangkat sebagai guru di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bulukumba.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/anton1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.