Oleh karena itu, tim pemerintah kini berupaya memulihkan data dari sumber daya yang tidak terkena enkripsi ransomware.
Herlan menambahkan, data yang diserang peretas tidak akan bocor ke luar.
Data-data yang terenkripsi ransomware masih berada dalam server PDN dan akses dari luar sudah diputus.
Baca juga: Hacker Peretas Pusat Data Nasional Minta Uang Tebusan Rp 131 Miliar
“Kita berupaya keras melakukan recovery resource yang kita miliki. Yang jelas, data yang sudah kena ransomware tidak bisa kita recovery. Jadi sekarang menggunakan sumber daya yang masih kita miliki,” kata Herlan dikutip Kompas.com.
“Audit sementara yang dilakukan BSSN menunjukkan bahwa data itu hanya dienkripsi di tempat dan sistem PDN sudah kita isolasi, sehingga tidak ada yang bisa mengakses dari luar."
Mengenai ratusan data yang terenkripsi ransomware, pemerintah memutuskan untuk membiarkan data tersebut.
Baca juga: 10 Potensi Gangguan Pada Pemilu 2024, dari KKB Hingga Hacker, Poin Pertama Paling Rawan
Keputusan ini diambil setelah memastikan data masih berada dalam server PDN.
Usman menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memenuhi permintaan tebusan dari peretas.
Selain data sudah diisolasi di PDN, tidak ada jaminan bahwa peretas akan memenuhi janjinya membuka enkripsi setelah menerima uang.
“Iya, dibiarkan saja di dalam, sudah kita isolasi. Jadi tidak bisa diapa-apakan. Tidak bisa diambil oleh peretas juga,” kata Usman.
“Memang kalau kita bayar juga tidak dijamin (dikembalikan), tidak diambil datanya, tidak juga."
(*)