TRIBUNTORAJA.COM, JENEWA - Swiss kembali menolak untuk mengirim senjata ke Ukraina, kali ini menolak ekspor hampir 100 tank Leopard 1A5 yang dimiliki perusahaan senjata milik negara RUAG, Rabu (28/6/2023).
Dewan Federal Swiss menyatakan ekspor 96 tank Leopard 1A5 tidak mungkin dilakukan berdasarkan hukum yang berlaku saat ini.
"Mengadakan penjualan semacam itu akan melanggar Undang-Undang Materi Perang dan akan mengubah kebijakan netralitas Swiss," ungkap pihak tersebut.
The Straits Times, Kamis (29/6/2023) melaporkan, meskipun mendapat tekanan dari Kiev dan sekutunya, Swiss sampai saat ini tidak mengizinkan negara-negara yang memiliki senjata buatan Swiss untuk mengirimkannya kembali ke Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pertengahan Juni memberikan pernyataan kepada parlemen Swiss bahwa Ukraina bukanlah sumber agresi, bukanlah wilayah perang, dan bukan zona konflik.
"Kami adalah negara yang selalu menghargai dan akan selalu menghargai perdamaian. Perdamaian kami hanya dapat bertahan menghadapi agresi semacam itu dengan kekuatan senjata."
Baca juga: Rusia Tak Akan Tuntut Bos Tentara Bayaran Prigozhin yang Pindah ke Belarusia
Zelensky saat itu menambahkan, "Saya tahu bahwa Swiss sedang melakukan diskusi tentang izin untuk meng-ekspor kembali senjata demi melindungi Ukraina."
"Dan saya ingin setiap peserta dalam diskusi ini mengingat satu fakta: kami meminta bantuan senjata dari dunia agar wilayah kami kembali menjadi wilayah perdamaian."
Undang-Undang Materi Perang melarang semua re-ekspor jika negara penerima terlibat dalam konflik bersenjata internasional.
Baca juga: Batal Kudeta, Rusia Resmi Jalin Kontrak dengan Pasukan Wagner