Tahanan Polsek Rantepao Meninggal
Tahanan Polsek Rantepao Toraja Utara Kembali Ditemukan Tewas dalam Sel, Sapma PP: Pasang CCTV
Ia meminta, kejadian berulang seharusnya menjadi perhatian Kapolsek dan segera melengkapi markas dengan peralatan elektronik yang lebih memadai.
Penulis: Ricdwan Abbas | Editor: Apriani Landa
TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Meninggalnya tahanan Polsek Rantepao, Polres Toraja Utara, Natan Kala' (21), dengan cara gantung diri dalam sel menyisakan sejumlah kejanggalan.
Pasalnya, pihak keluarga tidak diberitahu kabar tewasnya korban usai kejadian. Kejanggalan lainnya, beberapa tindakan kepolisian dinilai tidak sesuai standar prosedur (SOP).
Ketua Sapma Pemuda Pancasila (PP) Toraja Utara, Chong Len Fat, yang juga mengikuti perkembangan kasus menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, Polsek Rantepao tidak mencerminkan institusi Polri selaku pengayom, pelindung, dan pelayanan masyarakat.
Ia mengingatkan Polri agar menjalankan tugas sesuai tupoksi. Sebab, kejadian nahas seperti ini bukan pertama kali terjadi Polsek Rantepao. Namun, tak kunjung mendapat perhatian Kapolres Toraja Utara maupun Kapolda Sulsel.
"Kejadian ini sudah yang keempat kali terjadi di Polsek Rantepao. Kita bisa asumsikan ini karena lemahnya pengawasan dan penjagaan. Kiranya ke depan diperbaiki lagi," kata Chong kepada Tribuntoraja.com via WhatsApp, Minggu (2/4/2023) siang.
Ia meminta, kejadian berulang seharusnya menjadi perhatian Kapolsek dan segera melengkapi markas Polsek Rantepao dengan peralatan elektronik yang lebih memadai.
"Perlengkapan elektronik seperti CCTV seharusnya dimaksimalkan di Polsek Rantepao termasuk Polsek yang lain untuk mencegah terjadinya hal serupa, utamanya di sel tahanan," ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, Kapolsek Rantepao, AKP Haeruddin harusnya bersikap layaknya pimpinan dan anggota Polisi dengan memberikan keterangan sedetail-detailnya kepada keluarga almarhum Natan untuk menghindari asumsi negatif.
Sebab, tanpa keterangan pasti dari Kepolisian kepada keluarga korban dan media akan mencederai nama baik institusi Polri.
"Khususnya kasus yang menimpa saudara kami Natan, Kapolsek harus gentle dan memberikan informasi sedetail mungkin kepada keluarga dan wartawan yang menggali informasi agar tidak memicu opini publik ke ranah negatif. Itu akan mencederai nama Polri," ungkapnya.
Sebelumnya, seorang tahanan Polsek Rantepao, Polres Toraja Utara, Natan Kala' (21). meninggal dalam ruang tahanan, Sabtu (1/4/2023) dinihari. Keluarga korban menyesalkan pihak Kepolisian tak memberi tahu kabar meninggalnya korban.
Melalui kuasa lisan keluarga korban, Asarias Tulak, kematian Natan baru diberitahu Polisi saat keluarga datang membesuk di Polsek Rantepao sekira pukul 10.00 Wita. Saat itu jenazah korban sudah di Rumah Sakit (RS) Elim Rantepao, Toraja Utara.
Padahal, korban ditemukan tewas dalam ruang tahanan sekira pukul 04.00 Wita. Natan disebut Polisi mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan selimut.
"Ada banyak kejanggalan disini. Pertama-tama, seharusnya pada saat ditemukan meninggal gantung diri, keluarga langsung diberitahu tapi ini tidak, nanti keluarga datang membesuk baru diberitahu," kata Asarias kepada wartawan di RS Elim Rantepao, Toraja Utara, Sabtu sore.
"Korban saat meninggal divisum tanpa kehadiran anggota keluarga. Saat dibawa ke RS, korban sudah dinyatakan meninggal, dan menurut pihak RS, korban berapa kali dibawa keluar masuk," lanjutnya.
Sapma Pemuda Pancasila (PP)
Pemuda Pancasila
Haeruddin
Polsek Rantepao
tahanan meninggal
CCTV
Chong Len Fat
Tahanan Polsek Rantepao yang Meninggal Tak Diotopsi, Keluarga Korban: Kami Kurang Dana |
![]() |
---|
Jawaban Kapolsek Rantepao Toraja Utara Soal Tahanan Meninggal di Sel |
![]() |
---|
Keluhan Keluarga: Polisi Lambat Memberitahu Kematian Tahanan Polsek Rantepao, Ada Apa? |
![]() |
---|
Keluarga Temukan Sejumlah Luka Tidak Wajar di Jasad NT Tahanan Polsek Rantepao Toraja Utara |
![]() |
---|
Tahanan Polsek Rantepao Meninggal, Keluarga: Banyak Kejanggalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.