Kekerasan Terhadap Jurnalis Terus Meningkat, AJI: Kebebasan Pers di Indonesia Memburuk

Di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, perlindungan akan kebebasan pers kian menipis. 

Editor: Apriani Landa
TRIBUN TIMUR/SANOVRA
KEBEBABASAN PERS - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar memakai topeng hitam putih saat memperingati Hari Kebebasan Pers se-Dunia di bawah Jembatan Flyover Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (3/5/2021). AJI mengingatkan pemerintah pentingnya kebebasan pers. 

TRIBUNTORAJA.COM, Jakarta - Hari ini, 3 Mei, diperingati sebagai World Press Freedom Day (WPFD) atau Hari Kebebasan Pers Sedunia.

Di momen ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengingatkan pemerintah dan juga publik akan pentingnya menghormati kebebasan pers.

Pasalnya, kebebasan terhadap kerja jurnalistik makin menipis disertai dengan serangan-serangan terhadap media maupun jurnalis-nya.

“Serangan terhadap kebebasan pers terus meningkat," kata Ketua Umum AJI Indonesia, Nany Afrida, dalam keterangannya, Sabtu (3/5/2025). 

"Yang terakhir, saat meliput aksi Hari Buruh 1 Mei kemarin, sejumlah jurnalis di beberapa daerah yang tengah melaksanakan tugas jurnalistiknya, mengalami serangan," tambahnya.

Kejadian itu menambah panjang deretan kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terjadi saat meliput di Indonesia.

Di tahun 2025 ini, catatan AJI hingga 3 Mei 2025 ini, ada 38 kasus kekerasan terhadp jurnalis. 

Dua hari awal di Mei ini sudah tercatat 2 kasus kekerasan jurnalis. 

Adapun di April 2025 tercatat 8 kasus dan jumlah kasus tertinggi di Maret ada 14 kasus.

Temuan yang terdata di awal tahun 2025 ini selaras dengan hasil studi AJI pada Maret 2025 yang menunjukkan, 75,1 persen jurnalis di Indonesia pernah mengalami kekerasan, baik fisik maupun digital. 

Laporan ini didasarkan survei terhadap 2.020 jurnalis di Indonesia.

“Kebebasan pers di Indonesia terus memburuk dan masa depan jurnalisme independen makin mencemaskan,” kata Nany. 

Di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, perlindungan akan kebebasan pers kian menipis. 

Meningkatnya kasus kekerasan jurnalis dan intimidasi yang mempengaruhi kebebasan pers ini, juga tercermin dalam Laporan World Press Freedom Index 2025 yang dirilis Reporters Without Borders (RSF) pada 2 Mei lalu. 

Tahun ini, indeks kebebasan pers di Indonesia tercatat kian merosot hingga ke posisi 127 dari 180 negara. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved