IHSG Merosot Tajam, Ekonom Sarankan Langkah Strategis untuk Tenangkan Pasar

Joshua juga menegaskan bahwa dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi sekarang jauh lebih terkendali.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
IST/Kompas
IHSG ANJLOK - Foto arsip: Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (19/2/2018) silam. Terkini, IHSG anjlok 9,19 persen ke level 5.912 pada pembukaan perdagangan setelah libur panjang Lebaran, Selasa (8/4/2025). 

Ia menjelaskan bahwa sejak akhir 2024, posisi rupiah memang sudah berada di kisaran Rp16.000, sehingga pelemahan terbaru tidak bersifat mendadak.

Selain itu, komposisi utang luar negeri pemerintah juga jauh lebih sehat dibandingkan periode krisis 1997-1998.

“Kalau dulu sebagian besar utang luar negeri kita bersifat jangka pendek. Saat ini, proporsi utang jangka pendek sangat kecil dan mayoritas terdiri dari utang berjangka panjang,” jelasnya.

 

Baca juga: IHSG Anjlok Jelang Pengumuman Struktur Danantara, Analis: Dampaknya Sudah Terasa Sejak Pengesahan

 

Joshua juga menegaskan bahwa dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi sekarang jauh lebih terkendali.

Pada 1998, inflasi melonjak drastis, sedangkan saat ini proyeksinya masih berada dalam rentang target Bank Indonesia.

“Meski ada perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tekanan terhadap daya beli, bila kita bandingkan fundamental ekonomi saat ini dengan masa krisis dulu, seharusnya kita bisa tetap optimis tanpa perlu panik berlebihan,” tutup Joshua.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved