IHSG Merosot Tajam, Ekonom Sarankan Langkah Strategis untuk Tenangkan Pasar
Joshua juga menegaskan bahwa dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi sekarang jauh lebih terkendali.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Ia menjelaskan bahwa sejak akhir 2024, posisi rupiah memang sudah berada di kisaran Rp16.000, sehingga pelemahan terbaru tidak bersifat mendadak.
Selain itu, komposisi utang luar negeri pemerintah juga jauh lebih sehat dibandingkan periode krisis 1997-1998.
“Kalau dulu sebagian besar utang luar negeri kita bersifat jangka pendek. Saat ini, proporsi utang jangka pendek sangat kecil dan mayoritas terdiri dari utang berjangka panjang,” jelasnya.
Baca juga: IHSG Anjlok Jelang Pengumuman Struktur Danantara, Analis: Dampaknya Sudah Terasa Sejak Pengesahan
Joshua juga menegaskan bahwa dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi sekarang jauh lebih terkendali.
Pada 1998, inflasi melonjak drastis, sedangkan saat ini proyeksinya masih berada dalam rentang target Bank Indonesia.
“Meski ada perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tekanan terhadap daya beli, bila kita bandingkan fundamental ekonomi saat ini dengan masa krisis dulu, seharusnya kita bisa tetap optimis tanpa perlu panik berlebihan,” tutup Joshua.
(*)
IHSG Terjun ke Level 7.025, Saham Perbankan Jadi Biang Kerok |
![]() |
---|
IHSG Tembus 7.214, Rupiah Menguat ke Angka Rp16.217 per Dolar AS |
![]() |
---|
IHSG Anjlok Tajam 8 Persen, BEI Revisi Aturan Auto Rejection dan Trading Halt |
![]() |
---|
IHSG Anjlok 11 Persen ke Angka 5.700, Ini Penjelasan BEI |
![]() |
---|
Ajak Anak Kenali Konsep Investasi dan Pengelolaan Keuangan Lewat THR Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.