Malam Nanti Ada Fenomena Langit Langka, Bulan Sabit dan Venus Akan Bersinar Terang

Konjungsi antara bulan dan Venus akan terjadi nanti malam, dengan jarak tampak sekitar 2,4 derajat satu sama lain.

Penulis: Redaksi | Editor: Apriani Landa
Via Tribun Jogja
BULAN SABIT - Ilustasi bulan sabit. Fenomena langka akan terjadi malam nanti, 1 Februari 2025, di mana bulan sabit bercahaya terang tampak berdekatan dengan planet Venus. 

TRIBUNTORAJA.COM - Fenomena astronomi langka akan terjadi di langit malam nanti, Sabtu (1/2/2025).

Bulan sabit akan bersinar terang, yang dijuluki "Super Crescent Moon", akan tampak berdekatan dengan Venus yang sedang berada di puncak kecerahannya. 

Ini akan menjadi pemandangan menarik untuk pecinta langit malam.

Fenomena ini dikenal sebagai konjungsi, yakni ketika dua objek langit tampak sangat dekat satu sama lain jika dilihat dari Bumi. 

Konjungsi antara bulan dan Venus akan terjadi nanti malam, dengan jarak tampak sekitar 2,4 derajat satu sama lain.

Meski terlihat berdekatan, keduanya sebenarnya terpisah puluhan juta kilometer di luar angkasa.

"Jika ini adalah bulan purnama, maka kita akan menyebutnya sebagai 'supermoon'," kata astronom Jeffrey Hunt di situsnya When the Curves Line Up. 

"Namun, karena bulan dalam fase sabit dan berjarak kurang dari 5 derajat dari Venus, maka kami menyebutnya 'super crescent moon'." 

Sebenarnya istilah "Super Crescent" tidak umum karena bulan sabit tidak terlihat berbeda. 

Memang bulan tampak 5-10 persen lebih besar dari rata-rata, tetapi efek ini sulit dibedakan saat fase sabit. 

Untuk melihatnya, arahkan pandangan ke barat segera setelah matahari terbenam. Baik bulan maupun Venus bisa dilihat dengan mata telanjang. 

Namun, jika Anda memiliki teleskop, Anda akan dapat melihat Venus dalam bentuk sabit dengan iluminasi sekitar 37 persen. 

Kenapa Ini Menarik? 

Fenomena ini menjadi semakin istimewa karena bulan berada di perigee, yaitu titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbit bulanannya. 

Pada saat itu, bulan akan berjarak sekitar 367.000 kilometer (16.900 kilometer lebih dekat dari rata-rata). Hal ini membuat cahaya bulan lebih terang dan lebih menarik untuk diamati. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved