Uang Palsu UIN Alauddin

Pernah Dibela Saat Berkasus, Kubu Ferdy Sambo Klaim Tak Kenal Annar Sampetoding

Pihak Ferdy Sambo mengaku tidak terlibat dengan kasus pemalsuan uang yang didalangi Annar Sampetoding.

Editor: Apriani Landa
Tribunnews/JEPRIMA
Ferdy Sambo saat menjalani sidang putusan di ruang sidang PN Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (13/2/2023). Pihak Ferdy Sambo membantah terlibat kasus pemalsuan uang yang ditemukan di UIN Alauddin Makassar. 

“Apabila masih terdapat pihak-pihak yang mengaitkan termasuk tetapi tidak terbatas pada media online maupun media cetak nama klien kami bapak Ferdy Sambo dan keluarga dengan perkara uang palsu dan atau perkara lain, yang mana klien kami Bapak Ferdy Sambo dan keluarga tidak pernah terlibat, maka kami akan melakukan tuntutan hukum, baik secara pidana maupun secara perdata,” kata Rasamala.

“Kami kasih waktu 1x24 Jam untuk media terkait yang menyebarkan hoax tersebut untuk menurunkan (take down) berita hoax tersebut, sebelum kami melakukan tuntutan hukum,” sambungnya.

Kronologi Dugaan Ferdy Sambo

Sebelumnya dikutip dari Bangkapos.com, kasus uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar menyeret nama Annar Salahuddin Sampetoding, sosok yang disebut-sebut masih kerabat Ferdy Sambo.

Nama Annar Salahuddin Sampetoding jadi sorotan setelah polisi menggelar konferensi pers pengungkapan kasus uang palsu di kampus UIN Alauddin, Makassar.

Dari sana, peran pengusaha berinisial ASS dalam kasus uang palsu terungkap. 

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menyebut peran ASS yakni membiayai pembelian bahan baku produksi.

Nama ASS mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi dari dalam kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Menurut Yudhiawan, sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar yang merupakan milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2023).

Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved