Permintaan Terakhir Marissa Haque, Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Sebagai anak, Chiki Fawzi ingin menjalankan permintaan terakhir sang bunda sebelum mengembuskan nafas terakhirnya. 

Editor: Apriani Landa
ist
Marissa Haque 

TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA - Sebelum meninggal dunia, Marissa Haque menitipkan pesan terakhirnya kepada keluarganya.

Diketahui, artis senior dan politisi Marissa Haque meninggal dunia di usia 61 tahun dini hari tadi, Rabu (2/10/2024).

Anak Marissa Haque, Marsha Chikita Fawzi, mengungkap permintaan terakhir ibunya sebelum meninggal. 

Chiki mengatakan, sang bunda meminta untuk dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. 

"Ibuku cuma mau dimakamin di Tanah Kusir. Caranya gimana. Instagram please do your magic," tulis Chiki di story akun @chikifawzi meminta bantuan netizen dikutip Kompas.com.

Sebagai anak, Chiki Fawzi ingin menjalankan permintaan terakhir sang bunda sebelum mengembuskan nafas terakhirnya. 

"Mau beri yang terbaik buat ibu. Aku harus apa hubungi apa," tulisnya. 

Chiki juga membagikan unggahan saat menggengam tangan Marissa. "I love you sooooo muchhhhh ibuuuuu," tulis Chikita. 

Belum diketahui penyebab meninggalnya istri aktor dan penyanyi Ikang Fawzi ini. 

Profil Marissa Haque

Marissa Haque lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, 15 Oktober 1962.

Ayah Marissa, Allen Haque, adalah keturunan Pakistan dan Belanda-Prancis.

Kakek dari ayahnya Marissa berasal dari Pakistan dan neneknya berdarah Belanda-Prancis. 

Sementara ibunya, Mieke Soeharijah binti Cakraningrat, berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Marissa menikah dengan Ikang Fawzi pada 3 Juli 1986.

Pasangan Marissa-Ikang dikaruniai dua orang anak perempuan Isabella Muliawati Fawzi dan Chikita Fawzi.

Marissa Haque merupakan keluarga artis. Dua adiknya, Soraya Haque dan Shahnaz Haque juga merupakan pemain selebriti senior yang mengawali karis dari bermain film.

Pendidikan

Marissa adalah alumnnus Fakultas Hukum Universitas Trisakti dalam bidang hukum perdata.

Ia kemudian menamatkan studi S2 dalam bidang bahasa anak tuna rungu di Universitas Katolik Atma Jaya.

 Ia juga lulus sebagai magister administrasi bisnis (MBA) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Marissa mendapat gelar doktor pada Februari 2012 dari Pusat Studi Lingkungan Institut Pertanian Bogor.

Main Film

Marissa Haque memulai karirnya di industri film Indonesia dan telah membintangi berbagai film layar lebar.

Perkenalannya dengan dunia hiburan dimulai saat ia aktif mengisi waktu luangnya dengan menyanyi dan menari dalam sanggar "Swara Mahardika" pimpinan Guruh Soekarnoputera.

Pada tahun 1980 sutradara film M.T. Risyaf menawarkan peran untuk Marissa dalam film Kembang Semusim.

Marissa dikenal masyarakat sebagai bintang iklan sabun Lux, salah satunya adalah iklan pada tahun 1985 saat Marissa memenangkan Piala Citra sebagai Aktris Pembantu Terbaik di film Tinggal Landas Buat Kekasih pada tahun 1984 yang disutradarai oleh Sophan Sophian.

Film yang pernah dibintangi Marissa Haque di antaranya Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986).

Aktingnya yang mengesankan di kedua film tersebut membuat Marissa Haque mendapatkan nominasi Piala Citra di Festival Film Indonesia.

Marissa Haque memenangkan Piala Citra untuk perannya di film Tinggal Landas Buat Kekasih sebagai Aktris Pendukung Terbaik.

Perjalanan politik

Marissa Haque terjun ke dunia politik sejak tahun 2024. Ia sempat duduk sebagai anggota DPR RI di tahun itu dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk daerah pemilihan Jawa Barat II, yang meliputi Kabupaten Bandung.

Namun dikarenakan pencalonan dirinya pada pemilihan kepala daerah Banten sebagai calon wakil gubernur Banten, mendampingi Zulkieflimansyah, kandidat gubernur yang diangkat oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Sarikat Indonesia (PSI) pada Agustus 2006, Marissa dikeluarkan dari PDI Perjuangan, ia dipecat Megawati.

Pasalnya,  PDIP mendukung pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Mohammad Masduki yang kemudian memenangkan pemilu pada periode tersebut.

Ia juga dikeluarkan dari DPR RI.

Pada 30 April 2012, Marissa merevisi pernyataan "dipecat PDIP", dan menyatakan bahwa keputusannya keluar dari PDIP dikarenakan "sesuatu yang membuatnya tidak nyaman".

Dari PDI Perjuangan, Marissa kemudian bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan pada 7 Oktober 2007 saat partai ini mengadakan acara Nuzulul Quran di kantor DPP PPP, Jakarta.

Bergabungnya Marissa disertai dengan suaminya, Ikang Fauzi, dan Paula Onky Alexander.

Lima tahun di PPP, Marissa pindah partai lagi.

Pada 4 Oktober 2012, Marissa resmi bergabung dengan Partai Amanat Nasional.

Kepindahannya dari PPP dikarenakan alasan prinsip.

Sementara Ketua DPP PPP, M Yunus, mengonfirmasi kepindahan Marissa dengan alasan ia tidak ingin berseberangan dengan suaminya yang merupakan kader PAN dan PPP tidak bisa melarang anggotanya yang ingin pindah.

Marissa menolak label "kutu loncat" untuk kepindahan partai yang berbeda untuk ketiga kalinya, dan lebih merujuk pada kata "dirayu" oleh Hatta Rajasa.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved