Hari Buruh

Mengapa Ada Hari Buruh dan Kenapa Diperingati Setiap 1 Mei?

Hari Buruh Internasional muncul pada akhir abad ke-19 untuk memperingati perjuangan delapan jam kerja sehari. 

Editor: Imam Wahyudi
indianexpress.com
Hari Buruh se-dunia atau May Day 

TRIBUNTORAJA.COM - Hari ini, 1 Mei 2024, buruh di seluruh dunia, khususnya di Indonesia menggelar aksi unjuk rasa peringatan Hari Buruh atau May Day.

Mereka melakukan unjuk rasa dengan berbagai tuntutan, yang intinya memperjuangkan kesejahteraan buruh.

Di Kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, ratusan buruh memperingati Hari Buruh dengan menggelar unjuk rasa di sejumlah lokasi strategis.

Lalu, bagaimana sejarah sehingga ada peringatan Hari Buruh

Hari Buruh Internasional muncul pada akhir abad ke-19 untuk memperingati perjuangan delapan jam kerja sehari. 

Sejarah May Day sebagai Hari Buruh lahir dari sebuah federasi internasional, sebuah kelompok sosialis dan serikat buruh.

Sementara sebelum abad ke-19, istilah May Day merujuk pada perayaan pergantian musim, ke musim semi (spring) di Amerika Serikat (AS).

Itu dibuat setelah sebuah insiden pada tahun 1886, yang disebut Kerusuhan Haymarket di Chicago pada tahun 1886, mengutip Boston Public Library.

Dalam insiden ini, kaum anarkis dalam gerakan buruh di Chicago dieksekusi  setelah terjadinya pemboman.

Pada abad ke-20, hari libur 1 Mei tersebut mendapat pengesahan resmi dari Uni Soviet.

Dan juga dirayakan sebagai Hari Solidaritas Buruh Internasional, terutama di beberapa negara Komunis. 

Lantas Presiden Cleveland meresmikan Hari Buruh sebagai hari libur bulan September untuk memisahkan hari tersebut dari implikasi radikal Hari Buruh Internasional. 

May Day pun dirayakan di sebagian besar negara lain di dunia, ironisnya, sebagian besar dunia mengetahui kisah Insiden Haymarket, sementara sebagian besar orang Amerika sudah melupakannya.

Di Indonesia sendiri, baru pada masa reformasi, hari buruh kembali rutin dirayakan di banyak kota, dan mengusung berbagai tuntutan mulai dari kesejahteraan hingga penghapusan sistem alih daya. 

BJ Habibie sebagai presiden pertama di reformasi melakukan ratifikasi konvensi ILO Nomor 81 tentang kebebasan berserikat buruh. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved