Panik Saat Rumah Dinasnya Digeledah KPK, SYL Langsung WA Firli Bahuri dari Spanyol

Panji mengaku tak sempat membaca isi chat SYL kepada Firli Bahuri. Namun dipastikan bahwa chat SYL itu dibalas oleh Firli.

Editor: Imam Wahyudi
tribunnews
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jumat (13/10/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM - Mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), sangat panik saat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, pada 28 September 2023.

Kepanikan SYL itu diungkap eks ajudannya, Panji Hartanto, saat menjadi saksi di persidangan kasus dugaan korupsi yang menyeret SYL sebagai terdakwa.

Persidangan digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (17/4/24).

Diceritakan Panji, saat penggeledahan itu dilakukan tim penyidik KPK, SYL sedang berada di Spanyol.

"Saudara kan langsung dengan terdakwa, bagaimana terdakwa waktu itu? Apakah beliau tenang-tenang saja atau ada kelihatan agak panik atau apa?" tanya Hakim Ketua, Rianto Adam Pontoh kepada Panji.

"Bapak panik," jawab Panji.

Saking paniknya, SYL sampai menghubungi Ketua KPK yang saat itu dijabat Firli Bahuri melalui chat WhatsApp.

Panji mengaku tak sempat membaca isi chat SYL kepada Firli Bahuri. Namun dipastikan bahwa chat SYL itu dibalas oleh Firli.

Sayangnya, chat yang sudah dibalas itu, dihapus lagi oleh Firli Bahuri.

"Bapak WA ke Pak Firli Bahuri, Ketua KPK. Dibalas, cuma langsung dihapus sama Pak Firli," kata Panji.

Setelah Firli menghapus chat WA, SYL kemudian mempertanyakan kebenaran nomor Firli Bahuri kepada Panji.

Panji langsung mengkonfirmasi ke ajudan Firli Bahuri.

"WA-nya waktu itu langsung didelete, terus bapak tanya 'Ini nomor Pak Firli?' Saya cek ke ajudannya, benar," ujar Panji.

Selain menghubungi Firli Bahuri, SYL juga menghubungi ajudan lain yang bertugas menjaga rumah dinas, yakni Ubaidah Nabhan.

SYL menghubungi Ubaidah melalui Panji untuk mengecek kondisi rumah dinas tersebut.

"Disuruh cek kondisi di Jakarta melalui Pak Ubaidah," katanya.

Dari Ubaidah diperoleh informasi bahwa KPK menyita uang Rp40 miliar dalam safety box dan senjata api.

"Informasinya ada uang kurang lebih 40 miliar. Mata uang asing sama senjata."(tribun network/aci/dod)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved