Pemilu 2024

Ismail Solle Ingin Berdayakan Guru Mengaji di Tana Toraja

Menurut Ismail, seorang caleg harus punya kesiapan program, bukan melanggengkan money politik.

|
Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Apriani Landa
ist
Ketua DPC PKB Tana Toraja, Ismail Solle. Mantan jurnalis ini merupakan caleg DPRD Tana Toraja dapil 5 yang meliputi Kecamatan Rantetayo, Rembon, dan Malimbong Balepe. 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Caleg DPRD Kabupaten Tana Toraja Dapil 5 usungan PKB, Ismail Solle, tidak sekadar ingin menjadi "caleg 5D".

Hal itu disampaikan kepada Tribun Toraja saat dalam podcast Mata Lokal Memilih bersama Tribun Toraja, Selasa (6/2/2024)..

5D ini yang dimaksud Ismail adalah "datang, duduk, diam, dengar, duit".

“Bukan caleg 5D sebenarnya istilahnya nyindir. Ya, nyindir ke anggota dewan yang biasanya kita lihat tampil di TV, datang rapat tidur, rapat tidak ada di tempat, itukan sebenarnya membutuhkan konsisten dari anggota dewan setelah terpilih nanti,” ujar Ismail.

Menurut Ismail yang sekaligus Ketua DPC PKB Tana Toraja, seorang caleg harus punya kesiapan program, bukan melanggengkan money politik.

“Menurut saya nyaleg itu harus punya persiapan, paling tidak persiapan program, bukan bagi-bagi duit.”

“Banyak caleg yang sebenarnya memaksakan diri masuk ke dalam tidak memenuhi, tidak ingin mengambil kriteria itu tadi, termasuk kapabilitasnya,” tutur Ismail.

Mantan jurnalis ini ingin memperjuangkan keberlangsungan hidup masyarakat marjinal di dapilnya yang meliputi Kecamatan Rantetayo, Rembon, dan Malimbong Balepe.

Ismail ingin menjembatani pembangunan infrastruktur daerah, peduli terhadap petani, masyarakat Muslim yang minoritas di Tana Toraja, pemodalan UMKM, serta layanan pendidikan dan kesehatan.

Salah satu yang menjadi keprihatinan Ismail saat ini yakni pemberdayaan guru mengaji di TPA.

“Bukan karena saya ingin mendominasikan Muslimnya, ini hanya masalah keadilan saja. Ya sedikit banyaknya mungkin adalah program-program keagamaan, terutama kami Muslim ya guru mengaji TPA yang mungkin kita tingkatkan.”

“Karena dulu pernah Pemerintah Daerah siapkan pinjaman untuk guru ngaji, ternyata hanya berlangsung cuma satu tahun, ini kan keprihatinan,” beber Ismail.

Jika terpilih Ismail tidak hanya berniat memberdayakan guru mengaji, tetapi sekaligus guru sekolah minggu. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved