Pakar Khawatir Kondisi Psikis Prabowo Gegara Sering Joget Tak Sesuai Situasi

Reza menyebut hal serupa pernah dilakukan Donald Trump (mantan Presiden Amerika Serikat) dan Boris Yeltsin (mantan Perdana Menteri Rusia).

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Wartakotalive/Yulianto
Debat perdana Capres, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Gedung KPU, Rabu (12/12/2023) 

Itu pun hanya satu-dua kali.

Trump dan Yeltsin tidak menggunakan joget sebagai strategi pencitraan diri yang dilakukan terus-menerus.

Pada titik itulah, Reza menilai joget Prabowo bermasalah.

 

Baca juga: Ganjar Bertanya Soal Putusan MK yang Melahirkan MKMK, Prabowo Jawab: yang Intervensi Siapa?

 

"Prabowo joget terlalu sering. Tanpa musik pula dan seperti tak kenal situasi. Saat ditanya hal serius, tanpa jawaban tuntas, Prabowo justru 'menggenapi' jawabannya dengan berjoget," kata Reza sebagaimana dikutip Antara.

Reza menyampaikan bahwa joget berulang tanpa memperhatikan konteks acara, ditambah pernyataan-pernyataan Prabowo yang serba mengambang dan terputus, membuatnya was-was akan executive functioning Prabowo.

Reza menjelaskan, joget Prabowo terkesan sebagai kompensasi sekaligus pengalih perhatian audiens atas kemampuan berpikir tuntas dan strategis Prabowo yang turun jauh di level tertinggi pejabat negara.

 

Baca juga: Prabowo: Mas Anies, Anda Tidak Mungkin Jadi Gubernur Kalau Jokowi Diktator

 

Ia pun mengingatkan bahwa strategi joget bisa menjadi "senjata makan tuan".

Pasalnya, Reza menilai, ketika orang-orang dekat Prabowo mengarahkannya terus berjoget, hal tersebut tidak melatih Prabowo memulihkan executive functioning-nya, tetapi justru menumpulkan kapasitas kognitif Prabowo.

"Sudah hampir dua jam debat berlangsung. Executive functioning Prabowo tertakar, dan saya berempati pada beliau," kata Reza.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved