Perang Israel Palestina

Didesak Lakukan Gencatan Senjata di Gaza, PM Israel: Tergantung Pembebasan Sandera

Pengumuman akan dilakukan oleh Israel tiga jam sebelum jeda dimulai, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Kirby...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
www.telegraph.co.uk
Perdana Menteri Israel, Benyamin Nentanyahu 

TRIBUNTORAJA.COM, JERUSALEM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan gencatan senjata di Jalur Gaza bergantung pada pembebasan sandera yang dipegang kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Pernyataan itu dikeluarkan meskipun Gedung Putih mengumumkan Israel telah setuju memberlakukan jeda kemanusiaan harian selama empat jam di bagian utara Gaza pada Kamis (9/11/2023).

 

 

Pengumuman akan dilakukan oleh Israel tiga jam sebelum jeda dimulai, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Kirby, kepada para wartawan.

"Pertempuran di Gaza terus berlanjut, dan tidak akan ada gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami," kata Netanyahu dalam pernyataannya, Kamis.

 

Baca juga: Tentara Israel Tewas di Gaza Terus Bertambah, Netanyahu Tetap Menolak Gencatan Senjata

 

"Israel menyediakan koridor aman bagi warga sipil yang membentang dari utara hingga selatan Jalur Gaza, melalui mana 50.000 warga Gaza melintas kemarin," tambahnya, dikutip dari Anadolu Agency.

Netanyahu mengimbau penduduk Jalur Gaza untuk pindah ke selatan, mengulangi apa yang telah dikatakannya beberapa minggu lalu, meskipun serangan Israel terus berlanjut di selatan Gaza.

 

Baca juga: Menteri Spanyol Serukan Ajak Negara-negara Hubungan Diplomatik dengan Israel

 

Sebelumnya pada Kamis, militer Israel mengatakan, "tidak ada gencatan senjata di Gaza, melainkan jeda taktis dan lokal yang terbatas", merujuk pada jeda kemanusiaan yang terbatas dalam hal lokasi dan rentang waktu.

Meskipun seruan dan permohonan dunia internasional untuk gencatan senjata kemanusiaa terus bergaung, pemerintah Israel terus menolak. Gedung Putih mengatakan Israel setuju untuk memberlakukan jeda kemanusiaan harian selama empat jam di bagian utara Gaza.

 

Baca juga: Kemlu Bantah Tuduhan Israel yang Sebut RS Indonesia Lindungi Terowongan Hamas

 

Jeda kemanusiaan memiliki definisi berbeda dari gencatan senjata.

"Kami percaya bahwa jeda ini adalah langkah yang tepat, terutama untuk membantu memastikan bahwa warga sipil memiliki kesempatan untuk mencapai daerah yang lebih aman jauh dari pertempuran yang sedang berlangsung," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby, dalam konferensi pers virtual, Kamis.

 

Baca juga: Israel Tuduh RS Indonesia Lindungi Terowongan Hamas, MER-C Membantah

 

Israel meningkatkan serangan militernya, termasuk serangan udara, operasi darat, dan pengeboman laut, terutama di wilayah utara Jalur Gaza, di mana mereka mengerahkan tank.

Pada Kamis, PBB mengatakan setiap gencatan konflik di Jalur Gaza demi tujuan kemanusiaan perlu dikoordinasikan dengan badan dunia tersebut.

 

Baca juga: Usul Jatuhkan Bom Nuklir di Gaza, Pejabat Israel: Warga Palestina Bisa ke Irlandia Atau Gurun Pasir

 

Hal itu disampaikan beberapa jam setelah Israel mengumumkan akan memberikan jeda kemanusiaan harian di Gaza.

"Setiap jeda pertempuran seperti itu dan cara kerjanya untuk tujuan kemanusiaan perlu dikoordinasikan dengan PBB, terutama dalam masalah waktu dan lokasi," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, kepada wartawan.

"Dan jelas, agar ini dapat dilakukan dengan aman untuk tujuan kemanusiaan, perlu disepakati oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik agar benar-benar efektif," tambahnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved