Kebakaran Hutan di Mebali

Kepala Bandara Toraja Sebut Karhutla Berentetan Tidak Halangi Jadwal Penerbangan

Menurut Markus, kejadian karhutla ini tidak menganggu penerbangan di Bandara Toraja yang terletak di Kecamatan Mengkendek.

Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Apriani Landa
TribunToraja/Rifki
Bandara Toraja di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Kepala Bandara Toraja, Markus Roni, merespons kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berentetan yang terjadi di lokasi sekitar bandara, Senin (16/10/2023) kemarin.

Tercatat, Karhutla terjadi di Kelurahan Mebali, Kecamatan Gandang Batu Silanan, dan di Kelurahan Tampo, Kecamatan Mengkendek.

Menurut Markus, kejadian karhutla ini tidak menganggu penerbangan di Bandara Toraja yang terletak di Kecamatan Mengkendek.

“Tidak sampai mengganggu. Penerbangan tetap lancar," ucap Markus kepada Tribun Toraja saat dikonfirmasi Selasa (17/10/2023).

Hal itu, menurut Markus, dikarenakan jalur penerbangan di Bandara Toraja berada cukup jauh dari lokasi titik api. “Karena cukup jauh dari jalur penerbangan,” katanya.

Kendati demikian, Markus mengharapkan karhutla ini dapat segera diatasi.

Bandara Toraja memiliki total tiga tujuan keberangkatan yang terdiri dari Kota Balikpapan, Makassar, dan Seko.

Adapun untuk jadwalnya, keberangkatan tujuan Balikpapan pada pukul 12.05 siang, Makassar pukul 11.5 siang, dan Seko pukul 10.35 siang.

Titik-titik rawan Karhutla di Kabupaten Tana Toraja

Sebelumnya, Koordinator Pondok Kerja Manggala Agni Daerah Operasinal Sulawesi II Tana Toraja di Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Sulawesi, Yosepi Kendekallo, menyampaikan titik-titik rawan karhutla berada di sekitar Bandara Toraja.

Titik rawan tersebut Lembang Marinding, Kelurahan Tampo, dan Lembang Simbuang. Ketiga lokasi tersebut di Kecamatan Mengkendek.

Ketiga lokasi rawan tersebut membuat Yosepi dan tim Manggala Agni menjadwalkan patroli rutin setiap harinya.

“Mengapa dikategorikan rawan, karena memang lokasi itu sering terjadi kebakaran. Jadi berdasarkan frekuensi,” ucap Yosepi kepada Tribun Toraja saat ditemui di kantornya pada Kamis (12/10/2023).

“Terus di situ vegetasinya memang alang-alang. Selain itu, juga sering dijadikan tempat camping, di mana manusia bisa saja meninggalkan puntung rokok yang masih menyala dan beresiko. Intinya lebih rawan,” imbuhnya.

Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti dan kerugian yang diakibatkan oleh dua karhutla yang terjadi.

Namun, kejadian ini menambah jumlah data karhutla yang terjadi di Tana Toraja yang direkapitulasi oleh Balai PPI Wilayah Sulawesi.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved