Kebakaran Hutan di Mebali

Karhutla di Mebali, Kapolres Tana Toraja Himbau Warga Tidak Bakar Lahan Sembarangan

Malpa menambahkan, kebakaran hutan dapat berdampak pada bencana lainnya seperti tanah longsor ketika musim penghujan tiba.

Penulis: Adenin | Editor: Apriani Landa
Tribun Toraja / Adenin
Kapolres Tana Toraja, AKBP Malpa Malacoppo, menantau proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kelurahan Mebali, Kecamatan Gandang Batu Silanan, Kabupaten Tana Toraja, Selasa (17/10/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Api yang membakar hutan dan lahan di Kelurahan Mebali, Kecamatan Gandang Batu Silanan, Kabupaten Tana Toraja, berhasil dipadamkan, Selasa (17/10/2023) sore, sekitar pukul 15.00 Wita.

Sebanyak 80 personil dikerahkan memadamkan api.

Tim Gabungan berasal dari Brigade Manggala Agni Daops Sulawesi II, Damkar, BPBD, dan Personil Polres Tana Toraja.

Proses pemadaman juga dipimipin Kapolres Tana Toraja, AKBP Malpa Malacoppo.

Setelah menjinakkan si jago merah, Malpa mengimau kepada masyarakat agar senantiasa menjaga lingkungan, khususnya pada musim kemarau yang sekarang masih berlangsung.

"Kami berharap agar masyarakat sadar untuk menjaga lingkungan, khususnya merawat tumbuh-tumbuhan. Tidak membiasakan membakar lahan dan membuang puntung rokok sembarangan," katanya.

"Apalagi ini masih musim kemarau, rawan terjadi kebakaran," ungkap alumni SMAN 3 Palopo ini.

Dia menambahkan, kebakaran hutan dapat berdampak pada bencana lainnya seperti tanah longsor ketika musim penghujan tiba. Pasalnya, hutan jadi gundul sehingga tidak ada tanaman yang bisa meresap air.

"Ketika musim hujan, pohon-pohon itu menyerap air. Nah, kalau terjadi kebakaran, pohon-pohon mati terbakar, maka di musim penghujan dapat terjadi tanah longsor," ujarnya.

Sementara itu, Alfida Limbong yang merupakan Personil Manggala Agni, menuturkan, karhutla yang terjadi ini masih berpotensi timbul mengingat yang dilalap si jago merah adalah pohon pinus.

"Ini kan pohon pinus dan semak belukar. Nah, pohon pinus sendiri mengandung resin. Resin ini mudah terbakar, apalagi jika hanya tersentuh dengan bara api," ungkapnya.

"Belum lagi daerah tebing. Anginnya juga kencang, jadi dapat terjadi kebakaran susulan jika apinya tidak betul-betul dipadamkan," tutup Alfrida.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved