Ratusan Lumba-lumba Air Tawar Sungai Amazon Ditemukan Mati, Diduga Akibat Kekeringan dan Suhu Panas

Para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti apakah kekeringan dan panas merupakan penyebab meningkatnya kematian lumba-lumba.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Wikimedia Commons
Lumba-lumba air tawar (inia geoffrensis) penghuni sungai Amazon, Amerika Selatan. 

TRIBUNTORAJA.COM, AMERIKA SELATAN - Bangkai 120 lumba-lumba air tawar ditemukan mengambang di anak sungai Amazon di Brasil selama semingg terakhir.

Kematian ratusan lumba-lumba sungai tersebut diduga disebabkan karena kekeringan dan cuaca panas.

Institiut Mamiraua, sebuah kelompok penelitian di Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Brasil menyebutkan dua lumba-lumba mati ditemukan pada Senin (2/10/2023) waktu setempat, di wilayah sekitar Danau Tefe.

 

 

Para ahli percaya suhu air yang tinggi kemungkinan besar menjadi penyebab kematian lumba-lumba tersebut.

Disebutkan, suhu air di wilayah Danau Tefe melebihi angka 39 derajat celsius.

Media setempat juga melaporkan, selain lumba-lumba, ribuan ekor ikan lainnya juga mati.

 

Baca juga: Atap Gereja di Meksiko Rubuh saat Sedang Misa, 11 Orang Tewas Termasuk 3 Anak-anak

 

"Kami telah mendokumentasikan 120 bangkai dalam seminggu terakhir," ujar salah satu peneliti di Mamiraua Institute, Miriam Marmontel.

Lumba-lumba sungai Amazon, sebagian besar berwarna merah jambu.

Ia adalah spesies air tawar unik yang hanya ditemukan di sungai-sungai Amerika Selatan dan merupakan salah satu dari sedikit spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia.

 

Baca juga: Penjelasan BMKG Toraja Soal Suhu Panas di Bulan September Hingga Oktober

 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved