PDAM Kabupaten Tana Toraja terima 105 Pengaduan Selama Kemarau 2023, Tertinggi Air Mandek

Selain itu, PDAM Kabupaten Tana Toraja juga menerima jenis aduan pipa tersumbat serta pemakaian melonjak.

Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Apriani Landa
TribunToraja/Rifki
Kasubag Pengaduan dan Informasi PDAM Kabupaten Tana Toraja, Febrianty Pakiding, saat ditemui di kantornya, Senin (18/9/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Selama musim kemarau tahun 2023 ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tana Toraja menerima total 105 pengaduan dari masyarakat.

Pengaduan tertinggi yang diterima PDAM Kabupaten Tana Toraja yaitu pada bulan Juli dengan total 75 aduan terkait pelanggan tidak dapat air dan pipa bocor.

Selain itu, PDAM Kabupaten Tana Toraja juga menerima jenis aduan pipa tersumbat serta pemakaian melonjak.

Hal ini disampaikan langsung Kasubag Pengaduan dan Informasi PDAM Kabupaten Tana Toraja, Febrianty Pakiding, Senin (18/9/2023).

“Selama musim kemarau tahun 2023 di Kabupaten Tana Toraja, kami menerima total 105 aduan dari pelanggan, utamanya pada periode Juli hingga Agustus,” ucap Febrianty kepada tribuntoraja.com di Kantor PDAM Kabupaten Tana Toraja, Jalan Buisun, Kelurahan Buntu Burake, Kecamatan Makale, Tana Toraja.

“Untuk bulan Juli saja, sebanyak 75 aduan terkait pelanggan tidak dapat air dan pipa bocor, kemudian bulan Agustus sebanyak 30 aduan terkait hal yang sama,” lanjutnya.

Perlu diketahui, berdasarkan informasi resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau di wilayah Toraja, baik Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara memang terjadi pada bulan Juli-Agustus.

Kemarau yang dibarengi dengan fenomena iklim global El Nino ini kemudian menyebabkan kekeringan, salah satunya yang melanda mata air dan sungai di Kabupaten Tana Toraja.

PDAM Kabupaten Tana Toraja saat ini memiliki total 6 mata air yang terdiri dari mata air Buisun, Ulusalu, Saluallo, Randanan, Ga'sing, dan Ma'liling.

Direktur PDAM Kabupaten Tana Toraja, Frans Mangguali mengatakan, hampir semua dari mata air tersebut sudah mengalami kekeringan.

“Memang mata airnya sudah kering sehingga tidak ada air untuk kita kelola, jadi memang mata air sekarang ini sangat memprihatinkan. Kalau musim Kemarau 2-3 minggu, langsung kering. Sedangkan sungai saja semakain hari semakin berkurang,” ucapnya.

“Kalau kita lihat, bukan saja di Tana Toraja ini yang dilanda kekeringan, tetapi beberapa kabupaten yang sangat mengalami kekeringan. Bahkan air sungai Sa'dan di sini sudah sangat kurang,” ujar Frans.

Kendati demikian, PDAM Kabupaten Tana Toraja tetap mengupayakan agar pelanggan tetap mendapatkan air bersih yang telah menjadi hak mereka.

Beberapa hal yang diupayakan PDAM Kabupaten Tana Toraja selama musim kemarau ini seperti penggiliran air berdasarkan wilayah dan pengantaran air menggunakan mobil tangki ke titik tertentu.

“Karena kemarin itu memang kita bagi zona atau bagi wilayah. Supaya bisa kebagian, karena kalau kita tidak bagi zona memang ada yang sangat tidak bisa mendapat air bersih, dan ada yang waktunya lama.”

Sebelumnya pada Rabu (13/9/2023), Polres Tana Toraja bersama PDAM juga menggelar pembagian air bersih untuk warga di Kelurahan Tondon Mamullu, Kecamatan Makale. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved