Opini

Lingkungan Sehat Kunci Sukses Tekan Kasus DBD di Toraja Utara

DBD termasuk dalam masalah kesehatan yang jumlah penderitanya cenderung meningkat setiap tahun dan memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

|
Editor: Donny Yosua
Dok. Pribadi
Charolina Palindangan, mahasiswi Universitas Kristen Duta Wacana jurusan Bioteknologi. 

Oleh:
Charolina Palindangan - Mahasiswi Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana

 

TRIBUNTORAJA.COM, YOGYAKARTA - Deman Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular vector yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui perantara vektor yaitu sengatan nyamuk Aedes aegepty.

Sebelumnya, vector disini adalah organisme yang menularkan patogen dan parasit dari satu manusia yang terinfeksi (atau hewan) kepada manusia yang lain, sementara vector penyakit adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen ini dan parasit pada populasi manusia.

DBD termasuk dalam masalah kesehatan yang jumlah penderitanya cenderung meningkat setiap tahun dan memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat. Hal ini sebabkan karena penyakit ini berbasis lingkungan.

 

 

Selain itu, DBD termasuk dalam kategori penyakit mematikan didunia yang menduduki peringkat nomor 6 di dunia yang disebabkan gigitan nyamuk. Demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang banyak menelan korban di seluruh wilayah Indonesia dan sering menimbulkan suatu Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan jumlah kematian yang besar.

Kasus Demam Berdarah ditemukan hampir diseluruh daerah Sulawesi Selatan, salah satunya Kabupaten Toraja Utara dimana wilayah ini termasuk beriklim tropis dengan suhu berkisar antara 14 sampai 26 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan udara antara 82 hingga 86 persen, dengan jumlah penduduk Kabupaten Toraja Utara pada tahun 2023 berkisar 272.286 jiwa.

Dengan adanya kondisi topografi di atas, setiap wilayah di daerah Toraja Utara memiliki kondisi lingkungan yang berbeda-beda yang menjadi salahsatu faktor yang mempengaruhi kasus peningkatan penyakit DBD.

 

Baca juga: Jawa Tengah Jadi Provinsi dengan Kasus Kematian Tertinggi Akibat DBD

 

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Toraja Utara, data ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2017.

Dikutip dari data BPS Toraja Utara, terdapat sebanyak 29 kasus DBD pernah terjadi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Rantepao, Kecamatan Kesu, dan Kecamatan Tallunglipu.

Ketiga kecamatan tersebut memiliki jumlah kasus DBD yang berbeda, tertinggi terdapat di Kecamatan Rantepao dengan jumlah kasus DBD sebanyak 24 kasus, sedangkan kasus terendah terjadi di Kecamatan Kesu dengan jumlah kasus sebanyak 2 kasus DBD.

 

Baca juga: Pentas Para Penyair Bola

 

Kemudian BPS Toraja Utara pada tahun 2018 mencatat kasus demam berdarah sebanyak 57 kasus yang terjadi di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Rantepao, Tallunglipu, Kesu, Sa’dan, dan Sesean.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Tana Toraja pada tahun 2022, kasus tertinggi terjadi pada April dengan 127 kasus DBD yang diderita masyarakat, dengan rata-rata pasien berusia anak-anak hingga remaja.

Selain itu, terjadinya kasus kematian akibat DBD akibat dari keterlambatan dalam penanganan maupun pengambilan tindakan dalam kasus DBD.  

 

Baca juga: Mengurus Nasib Buruh: Membangun Kesadaran Kolektif Dunia Ketenagakerjaan

 

Peningkatan kasus tersebut terjadi akibat keberadaan larva nyamuk Aedes aegypti merupakan indikator dari potensi masyarakat Toraja Utara terjangkit DBD.

Larva nyamuk ini berkembang pesat karena adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebarluasan penyakit DBD tersebut.

Hal tersebut juga terjadi akibat dari kebiasaan masyarakat di wilayah Kabupaten Toraja Utara yang sebagain besar masih menampung air di luar rumah dalam keadaan terbuka, juga kurangnya kesadaran dalam kebersihan disekitar rumah sehingga membuat perkembangan larva Aedes aegypti semakin meningkat.

Dengan demikian, diperlukan kesadaran dari masyarakat Toraja Utara untuk hidup bersih, serta perhatian dari Pemerintah Kabupaten Toraja Utara khususnya Dinas Kesehatan dalam mengupayakan dan menekan resiko peningkatan kasus DBD di Kabupaten tersebut, khususnya di Pusat Kota Rantepao.

 

Baca juga: Semua Orang Tahu Arti Sepak Bola Bagi Makassar

 

Upaya yang Perlu Dilakukan

Upaya pengendalian DBD yang dapat dilakukan adalah upaya preventif yang dapat dijalankan oleh pemerintah, khususnya Dinkes Toraja Utara. Untuk itu, seharusnya Dinkes berkerjasama dengan stakeholder terkait di lingkup Pemkab Toraja Utara untuk merencanakan dan membuat suatu program khusus dalam menekan peningkatan DBD yang ada di wilayah tersebut.

Selanjutnya, perlu dilakukan observasi dengan terjun langsung melihat lingkungan kondisi masyarakat yang terjangkit DBD, untuk kemudian diberikan solusi.

Solusi yang dimaksud bisa berupa pemberian insektisida malathion untuk memberantas nyamuk dewasa dengan cara pengasapan (Fogging) secara berkala, penggunaan temephos dalam bentuk bubuk abate, dan melakukan penyuluhan DBD disetiap puskesmas, lingkungan RT/RW, sekolah, tempat ibadah dan perkantoran.

 

Baca juga: Tawuran (Seharusnya) Surut di Kalangan Pelajar

 

Selain itu, masyakat dapat melakukan antisipasi dalam mencegah penularan DBD dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seperti menguras penampungan air, memangkas tanaman yang rimbun, penanaman tanaman biolarvasida disekitar rumah seperti sereh, menggunakan obat nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan berbagai cara yang baik dan tidak merusak ekosistem alami.

Kemudian, evaluasi program serta pengendalian penyakit vector DBD di Toraja Utara harus ditingkatkan, seperti memberikan edukasi melalui sosilisasi dan pemberian alat-alat untuk memberantas nyamuk.

Maka dari itu, sebaiknya pemerintah juga harus fokus melakukan penyuluhan untuk mengurangi kasus peningkatan DBD yang ada di Kabupaten Toraja Utara, utamanya di wilayah sekolah dan perkantoran.

Masyarakat juga perlu berpartisipasi aktif dalam memelihara sanitasi lingkungan agar tetap higienis dengan gerakan 4M plus, yaitu menguras, mengubur, menutup dan memantau tempat nyamuk berkembangbiak yang potensial sehingga giatan tersebut diharapkan dapat menekan kasus peningkatan DBD di wilayah Toraja Utara.

(*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved