Sifilis

Kabar Buruk dari Kemenkes, Penyakit Sifilis Naik Tajam di Indonesia, Penderitanya Mayoritas Ibu-ibu

Melalui Instagram Kemenkes RI, dijelaskan bahwa mayoritas yang rentan terhadap penyakit ini adalah ibu rumah tangga dan anak-anak.

Penulis: Redaksi | Editor: Muh. Irham
ist
Ilustrasi sifilis pada ibu rumah tangga 

TRIBUNTORAJA.COM - Kementerian Kesehatan RI secara mengejutkan mengeluarkan data terbaru menganai penderita sifilis atau raja singa di Indonesia. Jumlah penderita penyakit ini disebut mengalami kenaikan tajam selama beberapa tahun terakhir.

Hal itu dikatkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Muhammad Syahril dalam keterangannya, Kamis (11/5/2023). Ia mengatakan, tingkat penularan penyakit sifilis di Indonesia pada tahun 2023 ini meningkat tajam.

Melalui Instagram Kemenkes RI, dijelaskan bahwa mayoritas yang rentan terhadap penyakit ini adalah ibu rumah tangga dan anak-anak.

Berdasarkan catatan Kemenkes RI, pada tahun 2018 lalu, jumlah penderita sifilis di Indonesia mencapai 12.484 kasus. Jumlah ini terus mengalami peningkatan dan menjadi 20.783 kasus pada 2022.

Dari 12 ribu, menjadi hampir 21 ribu kasus, dengan penambahan rata-rata per tahun mencapai 17-20 ribu kasus.

Sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri.

Dikutip dari laman Kemkes, penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya pada alat kelamin, rektum atau mulut.

Kondisi ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka ini.

Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tetap tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali.

Jika didiagnosis dengan cepat, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik.

Tanpa pengobatan, penyakit yang juga dikenal dengan sebutan penyakit raja singa ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa.

Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir.

Penyebab sifilis adalah bakteri yang bernama Treponema pallidum.

Cara paling umum penyebarannya adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual.

Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit atau selaput lendir.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved