Tanah Longsor

Pemuda Protes ke BPBD Toraja Utara: Gerak Lambat, Longsor Sudah 7 Hari Belum Ada Penanganan

Terkait hal itu, salah satu pemuda Awan Rante Karua, Joni mengatakan bahwa penanganan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara...

Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja/Freedy Samuel Tuerah
Suasana pertemuan warga dan pemuda Awan Rante Karua dengan BPBD Toraja Utara, Kamis (4/5/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Hari ini, Kamis (4/5/2023) menandai hari ke-tujuh material longsor menutup akses jalan di Dusun Sangpiak, Dusun To’induk, dan Dusun Papulungan, Desa (lembang) Buntu Karua, Kecamatan Awan Buntu Karua, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Terkait hal itu, salah satu pemuda Awan Rante Karua, Joni mengatakan bahwa penanganan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara terlalu lambat.

Menurutnya, hal ini menjadi salah satu faktor indikasi kurangnya keadaan tanggap darurat dari BPBD Toraja Utara.

 

 

"Jadi tadi siang sudah pertemuan (dengan BPBD Torut), tetapi tidak ada solusi dari pertemuan tersebut," ucapnya.

Pemuda yang tergabung dalam beberapa organisasi kepemudaan Toraja ini mengatakan bahwa awalnya BPBD berasalan bahwa tidak memiliki alat yang mumpuni.

"Jadi katanya alatnya baru keluar dari bengkel, setelah itu kami juga bermohon untuk BPBD Toraja Utara membantu dalam mengkordinir warga terkait jalur mana yang harus dibuka, karena kita tau sendiri bahwa yang paham soal jalur mana yang dapat dibuka itu BPBD, apalagi ini musim hujan," tuturnya.

 

Baca juga: Sudah Tujuh Hari Material Longsor Belum Dibersihkan, BPBD Torut Mengaku Hanya Punya 1 Alat Berat

 

Dari pantauan Tribun Toraja, pertemuan tersebut menghasilkan jalan buntu.

BPBD Toraja Utara mengatakan bahwa pihaknya terkendala di anggaran dan alat berat yang tidak mumpuni untuk dibawa ke lokasi bencana.

Sedangkan dari warga serta pemuda yang terdampak longsor menekankan bahwa BPBD Toraja Utara harusnya hadir di lokasi bencana untuk mengarahkan warga setempat.

 

Baca juga: 5 Hari Tidak Digubris BPBD Toraja Utara, Warga Swadaya Bersihkan Material Longsor di Awan Rantekarua

 

Diketahui sebelumnya, Sekertaris BPBD Toraja Utara, Yohanis mengatakan bahwa BPBD Toraja Utara hanya memiliki satu alat berat.

"Kami (BPBD) Toraja Utara, hanya punya satu alat berat jenis loader kombinasi excavator. Itupun kendaraan tersebut baru keluar dari bengkel," ucapnya.

Yohanis mengatakan bahwa dua orang staff bidang kedaruratan sudah melakukan survei di lokasi longsor tersebut.

 

Baca juga: Longsor di Kecamatan Bittuang, Aliansi: Memang Daerah Rawan, Apalagi Jika Ada Tambang

 

"Jadi disana ada 2 titik lokasi. Tim sudah turun tadi, sekarang baru saja kembali dari lokasi, dan hasil survei tersebut ternyata tanah dilokasi itu nampak dari atas padat ternyata didalam rawan (material tidak padat), dan bisa bergeser sewaktu - waktu," tuturnya.

Selain jalan tersebut, lanjut Yohanis, ada satu jembatan yang dapat dipakai.

"Memang ada jalan tapi rawan, dan alat berat yang kami (BPBD Toraja Utara) tidak bisa lewat," jelasnya.

 

Baca juga: Longsor Tutupi Jalan Poros Bittuang Tana Toraja Ratusan Warga Terisolir

 

Yohanis juga menyebut bahwa BPBD Toraja Utara minim anggaran.

"Semua OPD Toraja Utara, bukan rahasia umum lagi bahwa kekurangan anggaran, tapi kami coba lobby ke pusat terkait pengadaan alat berat yang cocok dengan kondisi geografis lahan di Toraja pada umumnya," tutupnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved