Longsor di Kecamatan Bittuang, Aliansi: Memang Daerah Rawan, Apalagi Jika Ada Tambang

Ia mengatakan bahwa jika alam sudah rusak, tidak adalagi hal yang dapat mengganti.

Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
ist
Longsor di Kecamatan Bittuang, Tana Toraja. Aliansi Toraja Tolak Tambang menyebut daerah Bittuang memang rawan longsor, apalagi jika ada aktivitas tambang. 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Longsor terha di Kecamatan Bittuang, Tana Toraja, akhir pekan kemarin.

Material longsor menutup jalan poros penghubung antara Desa/Lembang Sasak dan Lembang Rembo'-Rembo'.

Longsor ini terjadi karena curah hujan yang terus mengguyur Toraja dalam beberapa pekan terakhir ini.

Kondisi ini kembali menjadi sorotan Aliansi Toraja Tolak Tambang. Sang koordinator Rogin Samara menjelaskan bahwa daerah Bittuang memang rawan longsor.

"Selain karena intensitas hujan cukup tinggi apalagi musim hujan, Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW di Kecamatan Bittuang ini masuk kategori daerah rawan longsor," kata putra asal Bittuang itu kepada Tribun Toraja.

"Akan jika parah nantinya jika tambang dibiarkan beroperasi, karena jelas akan merusak lingkungan dan hutan," tambahnya.

Ia mengatakan bahwa jika alam sudah rusak, tidak adalagi hal yang dapat mengganti.

"Hasil kajian akademis dari Aliansi Toraja Tolak Tambang, sudah jelas di sana secara rinci, alasan kami tolak tambang, karena kondisi ini, rawan longsor. Ini akan merugikan masyarakat di sana," tambahnya.

Jumat (28/4/2023) lalu, Aliansi Toraja Tolak Tambang menggelar demonstrasi menuntut agai ijin operasi dua perusahaan tambang di Bittuang dibatalkan. Kedua perusahaan ini adalah PT Christina Explo Mining (CEM) PT Tator Internasional Industrial.

"Bukan kami anti pembangunan, tetapi ada upaya-upaya lain yang bisa dilakukan Pemkab Tana Toraja untuk dapatkan PAD, misalnya pengembangan kopi atau Lada Katokkon," katanya.

"Apalagi, di Kecamatan Bittuang ini, dan di daerah Toraja lainnya, banyaknya situs budaya, adat, hingga hasil alam. Jika semua itu rusak, apalagi yang mau diandalkan ke depan," terangnya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Lembang Rembo'-Rembo', Fransiskus Santoso. Ia mengatakan bahwa memang daerah di Kecamatan Bittuang ini rawan longsor.

"Jadi selain memang intensitas hujan yang mulai sering terjadi, memang di sini lumayan rawan longsor," jelasnya.

Terkait rencana pembukaan lahan tambang di Kecamatan Bittuang, ia mengatakan dilema.

"Yah untuk hal itu (tambang), jujur saya juga dilema, ada plus dan minusnya," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved