Longsor

Warga Korban Longsor Bangkelekila Gelar Ritual Tolak Bala di Lokasi Pengungsian

Hal ini dilakukan usai beredar kabar mengenai 15 warga yang dianggap telah melanggar melanggar hukum adat.

Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja/Freedy Samuel Tuerah
Warga korban longsor Bangkelekila, Toraja Utara menggelar ritual adat Ma' Kombongan di lokasi pengungsian, Minggu (5/2/2023) sore Wita. 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Warga korban tanah longsor Bangkelekila, Toraja Utara menggelar ritual adat Ma' Kombongan, Minggu (5/2/2023) sore di lokasi pengungsian.

Lokasi pengungsian korban tanah longsor Bangkelekila' terletak di sekitar Kantor Lembang Batu Limbong, Kecamatan Bangkelekila, Toraja Utara.

Ma' Kombongan merupakan upacara musyawarah mufakat yang kemudian diikuti ritual tolak bala yang sering dilakukan oleh masyarakat Toraja.

 

lokasi pengungsian korban longsor bangkelekila 522023
Lokasi pengungsian korban longsor Bangkelekila yang terletak di rumah warga sekitar Kantor Lembang Batu Limbong, Kecamatan Bangkelekila, Toraja Utara, Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Korban Longsor Bangkelekila: Jam 4 Sore Wajib Pulang Ke Tenda Pengungsian

 

Menurut informasi dari sebagian warga, hal ini dilakukan usai beredar kabar mengenai 15 warga yang dianggap telah melanggar melanggar hukum adat.

Di hadapan masyarakat, keputusan dari Ma' Kombongan adalah agar masyarakat bertobat dari kesalahan dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Sanksi adat kemudian dibebankan kepada pemerintah lembang dan gereja di lingkup To' Yasa Akkung, dengan cara menyembelih seekor babi.

 

Ketua BPBD Toraja Utara, Alexander Tiku saat meninjau langsung lokasi longsor di Lembang (Desa) To'yasa Akkung, Kecamatan Bangkelekila, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Minggu (5/2/2023) sore Wita.
Ketua BPBD Toraja Utara, Alexander Tiku saat meninjau langsung lokasi longsor di Lembang (Desa) To'yasa Akkung, Kecamatan Bangkelekila, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Minggu (5/2/2023) sore Wita. (Tribun Toraja/Freedy Samuel Tuerah)

Baca juga: Tebing Gunung Sesean Toraja Utara Longsor, 20 KK Diungsikan

 

Darah babi tersebut kemudian diambil lalu ditumpahkan ke tanah.

Hal ini dipercaya agar dusun tersebut tidak terjadi bencana atau malapetaka di kemudian hari.

"Tapi jika masih ada yang melakukan hal-hal yang melanggar hukum adat, maka akan diusir dari kampung ini," tutur Kepala Dusun Kurra, Andarias Tappi.

Perlu diketahui, jalan yang terdampak longsor ini menghubungkan antara Kecamatan Buntu Pepasan, Kecamatan Sa'dan, dan Kecamatan Sesean Suloara, Toraja Utara.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved