Murid SD di Pekanbaru Tewas Diduga Akibat Bullying, Keluarga Tempuh Jalur Hukum
Seorang murid SD di Pekanbaru meninggal dunia diduga akibat bullying. Keluarga menunjuk kuasa hukum dan meminta Pemkot Pekanbaru melakukan evaluasi.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
TRIBUNTORAJA.COM – Kasus dugaan bullying kembali terjadi di Pekanbaru.
Seorang murid kelas VI SDN 108 Kelurahan Tengkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya, Riau, berinisial MAR, meninggal dunia pada Minggu (23/11/2025) setelah diduga mengalami kekerasan dari teman sekolahnya.
Pihak keluarga kini menunjuk Tim Advokat Pejuang Keadilan (TAPAK) Riau sebagai kuasa hukum untuk menindaklanjuti kasus ini secara hukum.
“Awalnya keluarga korban tidak ingin mengangkat persoalan ini, apalagi sampai menunjuk kuasa hukum,” ujar kuasa hukum keluarga, Suroto, dilansir dari pernyataannya.
Namun setelah mendapat masukan bahwa peristiwa ini perlu dibawa ke ranah hukum sebagai bentuk evaluasi terhadap Pemerintah Kota Pekanbaru, keluarga akhirnya sepakat menempuh jalur hukum.
Suroto menegaskan bahwa pendampingan hukum ini diberikan secara cuma-cuma.
“Kita tidak ingin kejadian seperti ini terjadi lagi di sekolah-sekolah di Pekanbaru maupun di Riau,” tambahnya.
Baca juga: Menkomdigi Ungkap 45 Persen Anak Indonesia Jadi Korban Bully Lewat Chatting
Kronologi Dugaan Bullying
Kejadian bullying terhadap MAR dilaporkan terjadi pada Kamis (13/11/2025) saat korban dan beberapa temannya sedang belajar kelompok di dalam kelas.
Salah satu murid berinisial FT tiba-tiba menendang kepala korban.
Murid lain berinisial ARK telah melaporkan insiden tersebut kepada wali kelas, namun respons yang diberikan hanya meminta mereka untuk menunggu.
Baca juga: Bareskrim Polri Turun Tangan Usut Kasus Siswa SMP di Tangsel Tewas Diduga Akibat Bullying
Sesampainya di rumah, korban menangis dan mengaku tidak ingin kembali ke sekolah akibat tindakan bullying tersebut.
“Korban bercerita sambil menangis. Dia tidak mau sekolah lagi akibat bully tersebut,” kata Suroto.
Keesokan harinya, kondisi korban memburuk.
Baca juga: Siswa SMP di Tangsel Tewas Akibat Bullying, Menteri PPPA: Usut Tuntas!
Ia diduga mengalami gangguan serius pada bagian kepala.
Korban menyebut bahwa kepalanya ditendang oleh FT.
Karena keterbatasan biaya, keluarga membawa korban ke pengobatan alternatif.
Pihak pengobatan lalu menyarankan agar korban dibawa ke fasilitas kesehatan.
“Korban kemudian dibawa ke puskesmas. Tetapi saat itu hari Sabtu puskesmas tutup, akhirnya korban dirawat di rumah,” jelas Suroto.
Namun kondisi korban kian memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.
Baca juga: Siswa SMP di Grobogan Meninggal Diduga Akibat Bullying, Polisi Dalami Unsur Kekerasan
Riwayat Bullying Sebelumnya
Suroto juga mengungkapkan bahwa korban kerap mengalami bullying sejak Oktober 2025.
Seorang teman sekelas berinisial SM disebut sering memukul dada korban hingga membuatnya sempat dirawat selama satu minggu di rumah sakit di Pekanbaru.
“Terhadap peristiwa tersebut, pihak sekolah telah memanggil orangtua pelaku dan orangtua korban. Orangtua pelaku meminta maaf kepada orangtua korban,” ucap Suroto.
Menurut Suroto, MAR dikenal sebagai anak yang baik dan rajin beribadah.
“Beberapa warga bahkan menyebut korban sebagai anak masjid. Jadi, kepergian korban tidak hanya meninggalkan kesedihan bagi keluarganya, tetapi juga bagi warga,” tutupnya.
(*)
| Menkomdigi Ungkap 45 Persen Anak Indonesia Jadi Korban Bully Lewat Chatting |
|
|---|
| Bareskrim Polri Turun Tangan Usut Kasus Siswa SMP di Tangsel Tewas Diduga Akibat Bullying |
|
|---|
| Siswa SMP di Tangsel Tewas Akibat Bullying, Menteri PPPA: Usut Tuntas! |
|
|---|
| Lima Orang Tewas dalam Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali, Polisi Selidiki Penyebabnya |
|
|---|
| Siswa SMPN 19 Tangerang Selatan Tewas, Diduga Jadi Korban Bullying |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/Ilustrasi-jenazah1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.