Musyawarah 3 Jam, Wabup Gowa Pimpin KONI Sulsel, Target Masuk 10 Besar PON 2028

Ia menegaskan target Sulsel masuk 10 besar PON 2028 bukanlah slogan, tetapi hasil dari rencana kerja yang realistis.

Editor: Imam Wahyudi
ist
KONI SULSEL - Usai terpilih sebagai Ketua KONI Sulsel, Darmawangsyah Muin (tiga dari kanan) berfoto bersama dengan pengurus KONI Sulsel 2022-2026 dan steering committee Musorprov KONI Sulsel di Ruang Balla Lompoa Hotel Santika, Jl Sultan Hasanuddin, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Rabu (19/11/2025). 

TRIBUNTORAJA.COM - Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) XVI KONI Sulsel hanya berlangsung sekitar tiga jam, Rabu (19/11/2025).

Musorprov menghasilkan keputusan, Wakil Bupati (Wabup) Gowa, Darmawangsyah Muin resmi memimpin KONI Sulsel periode 2026–2030.

Wawan, sapaan Darmawangsyah, terpilih secara aklamasi setelah seluruh pemilik suara sepakat mengamanahkan pembenahan besar-besaran olahraga Sulawesi Selatan di tangannya.

Prosesi penetapan berlangsung di Ruang Balla Lompoa Hotel Santika Makassar.

Dipimpin Suharto, palu sidang diketuk tiga kali sebagai penanda resminya Darmawangsyah memegang kendali induk organisasi olahraga terbesar di daerah ini.

Usai ditetapkan, Darmawangsyah langsung menyampaikan fokus utamanya membangun kembali fondasi pembinaan olahraga di Sulsel.

Ia menegaskan target Sulsel masuk 10 besar PON 2028 bukanlah slogan, tetapi hasil dari rencana kerja yang realistis.

“InsyaAllah 2028 kita berjuang agar Sulsel masuk minimal 10 besar. Tapi yang jauh lebih penting, kita perbaiki dulu pembinaan, manajemen, dan pendanaan olahraga kita,” ujarnya.

Menurutnya, capaian prestasi daerah tak akan pernah naik apabila pembinaan tidak berkelanjutan dan anggaran olahraga terus menurun.

Sebelum ditetapkan sebagai ketua, suasana Musorprov memanas ketika sejumlah pengurus cabor mempertanyakan minimnya perhatian pemerintah dan anjloknya anggaran kegiatan olahraga.

Perwakilan Pengprov Perpani Sulsel, Maulana, menyoroti anggaran Porprov Bone–Wajo 2026 yang hanya Rp 6,5 miliar, jauh menurun dari Porprov Sinjai–Bulukumba yang mencapai Rp 13,5 miliar.

“Bagaimana bapak mencari solusi anggaran?” tegasnya.

Ketua Modern Pentathlon Sulsel, Diza Ali, bahkan menilai mustahil menargetkan 10 besar PON bila kondisi pendanaan tak berubah.

“Jangan lagi janji lima besar atau sepuluh besar kalau anggaran tidak ada. Selalu kita teriak Ewako, tapi dananya minim,” ucapnya lantang.

Menanggapi kritik, Darmawangsyah mengakui persoalan pendanaan adalah “penyakit lama” yang harus segera dibenahi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved