4 Mitos Salah tentang Kopi yang Masih Banyak Dipercaya, Ini Penjelasan Sainsnya

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature tahun 2017 menemukan bahwa kafein pada kopi sangrai sedang

Editor: Imam Wahyudi
Tribun Toraja/Freedy Samuel Tuerah
KOPI TORAJA - Owner Mitra Petani Toraja (Ristam Matandung), saat memperlihatkan hasil olahan kopinya dengan brand Kawata Kopi Arabika Toraja kepada Tribun Toraja, diruang pengilingan kopinya, Jl Barana - Poros Kandeapi, Kelurahan Buntu Barana, Kecamatan Tikala, Toraja Utara, Sulsel, Rabu (29/1/2025) siang. 

TRIBUNTORAJA.COM - Kopi sudah menjadi bagian dari rutinitas harian jutaan orang di dunia.

Namun, di balik aroma khas dan sensasi segarnya, masih banyak mitos tentang kopi yang keliru dan bertahan hingga kini.

Berikut empat mitos salah seputar kopi yang berhasil dibongkar oleh penelitian ilmiah: 

1. Kopi Dark Roast Belum Tentu Lebih Kuat

Banyak orang mengira kopi sangrai gelap (dark roast) memiliki kandungan kafein lebih tinggi dibanding light roast karena rasanya yang lebih pahit dan kuat.

Padahal, sains membuktikan sebaliknya.

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature tahun 2017 menemukan bahwa kafein pada kopi sangrai sedang justru lebih tinggi dibanding sangrai gelap.

Semakin lama proses pemanggangan, semakin banyak pula kafein yang hilang.

Jadi, jika Anda merasa “terbangun” setelah meneguk dark roast, itu karena karakter rasa yang kuat, bukan karena kafeinnya lebih banyak.

2. Kopi Tidak Menghambat Pertumbuhan Anak

Mitos ini sering membuat orangtua melarang anaknya minum kopi.

Namun, tidak ada bukti ilmiah bahwa kafein menghambat pertumbuhan.

Menurut Dr. Roy Kim dari Cleveland Clinic, kafein tidak memengaruhi hormon pertumbuhan anak.

Meski begitu, ia mengingatkan agar konsumsi kopi pada anak dibatasi, karena bisa memicu gangguan tidur, kecemasan, dan detak jantung meningkat.

Jadi, kopi tidak membuat anak tumbuh pendek, tapi tetap bukan minuman yang direkomendasikan untuk anak.

3. Kopi Tidak Menyebabkan Dehidrasi

Karena kafein bersifat diuretik, banyak yang percaya kopi bisa membuat tubuh kekurangan cairan.

Namun studi tahun 2014 di PLoS ONE menepis anggapan itu.

Dalam penelitian terhadap 50 pria yang minum empat cangkir kopi atau empat cangkir air, tidak ditemukan perbedaan kadar hidrasi yang signifikan.

Pasalnya, kopi 98 persen terdiri dari air, sehingga efek diuretiknya tidak cukup kuat untuk menyebabkan dehidrasi.

Artinya, Anda tetap bisa minum kopi tanpa khawatir “kering” dari dalam.

4. Kopi Tidak Memicu Penyakit Jantung

Mitos lama menyebutkan kopi bisa mempercepat detak jantung dan menyebabkan penyakit jantung.

Namun, studi modern justru menunjukkan kopi bisa menyehatkan jantung jika dikonsumsi dalam jumlah wajar.

Penelitian oleh European Society of Cardiology tahun 2022 terhadap lebih dari 500.000 orang di Inggris menunjukkan bahwa dua hingga tiga cangkir kopi per hari justru menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini.

Namun, para ahli tetap mengingatkan agar minum kopi secukupnya saja.

Terlalu banyak kafein tetap bisa menimbulkan efek samping bagi sebagian orang.

Sumber: https://www.kompas.com/sains/read/2025/11/08/185300623/membongkar-4-mitos-kopi--dari-rasa-karena-sangrai-hingga-risiko-dehidrasi?page=all#page2.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved