Banyak Kasus Keracunan, MBG Bakal Dicek Gunakan Alat Rapid Test

Pemeriksaan bisa dilakukan setiap hari maupun secara acak, menyesuaikan standar keamanan pangan.

Editor: Imam Wahyudi
tribunnews
KLB - Korban keracunan menu MBG terus berdatangan di GOR Kecamatan Cipongkor Bandung Barat, Senin (22/9/2025) malam. Seribu lebih siswa keracunan di daerah ini menyebabkan pemerintah menetapkan status KLB. 

TRIBUNTORAJA.COM – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan pemerintah akan membenahi dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) usai maraknya kasus keracunan di sejumlah daerah.

Salah satu langkah yang akan diterapkan adalah membekali dapur MBG dengan alat tes cepat (rapid test) pangan untuk memastikan makanan aman dikonsumsi.

Menanggapi hal itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan kesiapan pihaknya menyediakan rapid test kit tersebut.

“Tes cepat ini sebenarnya sudah biasa kami lakukan, misalnya untuk makanan Presiden dan jamaah haji,” ujar Budi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Budi menyarankan agar pelaksanaan teknis rapid test dikoordinasikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Pemeriksaan bisa dilakukan setiap hari maupun secara acak, menyesuaikan standar keamanan pangan.

“Yang sebaiknya melakukan adalah BGN. Apakah tes dilakukan harian atau random, nanti didiskusikan. Prinsipnya, sama dengan tes cepat yang biasa kami gunakan di puskesmas untuk mengecek makanan siap saji,” jelasnya.

Menurut Budi, rapid test kit dapat digunakan untuk dua kategori, yaitu:

Mikrobiologi: mendeteksi organisme penyebab keracunan seperti salmonella, E.coli, bacillus cereus, hingga staphylococcus.

Zat kimia: mendeteksi senyawa berbahaya seperti sianida, timbal, arsen, nitrit, formalin, boraks, rhodamin B, dan metanil yellow.

Dalam kesempatan yang sama, Budi juga membeberkan hasil penyelidikan epidemiologi Kemenkes terkait keracunan MBG di Bandung Barat.

Sampel diambil dari tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yakni SPPG Makmur Jaya (Sirnagalih, Cipongkor), SPPG Maju Jaya (Neglasari, Cipongkor), dan SPPG Mekarmukti (Cihampelas).

Total korban mencapai 1.315 orang.

Penyebab keracunan pangan, kata Budi, umumnya berasal dari tiga faktor: bakteri, virus, dan zat kimia.

Bakteri yang kerap ditemukan antara lain salmonella, escherichia coli, clostridium perfringens, hingga listeria monocytogenes.

Untuk virus, di antaranya rotavirus dan hepatitis A virus. Sementara dari zat kimia, seperti nitrit maupun scombrotoxin.

Sementara itu, Kepala BGN Dadan mengungkap bahwa SPPG yang dibangun Polri sudah dilengkapi alat rapid test untuk menguji makanan sebelum diedarkan.

Pihaknya memastikan model tersebut akan diperluas ke seluruh dapur MBG.

“Pak Presiden sudah memerintahkan agar setiap SPPG memiliki alat rapid test untuk memastikan makanan aman sebelum diedarkan,” kata Dadan.(Tribun Network/rin/wly)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved