Rute Penerbangan ke Toraja Dihentikan, Perantau: Akses Pulang Kampung Makin Sulit

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENERBANGAN PERDANA - Pesawat Wings Air rute Manado-Toraja mendarat perdana di Bandara Buntu Kuni, Tana Toraja, Senin (7/7/2025). Disambut water salute, penerbangan ini membawa Gubernur Sulut untuk hadiri acara The Legend of Pongtiku.

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Penutupan rute penerbangan Makassar–Toraja menuai kekecewaan dari kalangan diaspora Toraja.

Salah satunya disampaikan Crisma Tombe, perantau asal Toraja yang kini menetap di Jakarta dan bekerja di salah satu BUMN.

Menurut Crisma, kebijakan penghentian rute penerbangan ke Bandara Toraja, khususnya dari Makassar, merupakan kemunduran dalam hal konektivitas dan aksesibilitas bagi warga Toraja yang berada di perantauan.

"Sebagai diaspora, tentu kami menyayangkan. Transportasi udara sangat kami andalkan, terutama karena efisiensi waktu dan kenyamanan. Kalau jalur udara ditutup, pulang kampung jadi makin sulit," ujar Crisma saat dihubungi, Minggu (27/7/2025).

Crisma menilai, waktu tempuh Makassar-Toraja lewat udara yang hanya sekitar 1 jam jauh lebih efisien dibandingkan perjalanan darat yang bisa menghabiskan waktu hingga 8 jam.

Bahkan, bisa lebih lama jika terjadi hambatan seperti longsor atau banjir di jalan poros.

"Apalagi buat kami yang hanya punya waktu singkat saat pulang kampung. Dengan pesawat, kita bisa hemat energi dan langsung lanjut aktivitas. Kalau lewat darat, capeknya luar biasa," tambahnya.

Sebagai diaspora yang rutin pulang ke kampung halamannya di Makale tiga kali dalam setahun, Crisma menilai penutupan rute ini juga mengurangi fleksibilitas moda transportasi ke Toraja.

"Ketika ada longsor atau banjir di jalan poros, satu-satunya alternatif tercepat itu ya pesawat. Kalau tidak ada penerbangan, mobilitas menjadi sulit. Ini bukan soal kenyamanan semata, tapi juga soal akses yang aman dan cepat," tegas Crisma, yang juga keponakan Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeg.

Ia berharap, pemerintah dan pihak terkait bisa mempertimbangkan kembali keputusan penutupan rute ini. 

Menurutnya, penerbangan ke Toraja tidak hanya penting bagi perantau, tetapi juga vital untuk pengembangan pariwisata dan perekonomian daerah.

"Toraja itu destinasi wisata dunia. Seharusnya akses ke sana makin diperkuat, bukan malah dikurangi. Kami sebagai diaspora mendukung agar rute Makassar–Toraja bisa dibuka kembali," pungkasnya.

Sebagai informasi, sejak Juli 2025, dua rute penerbangan komersial dari Bandara Toraja resmi dihentikan.

Yakni Toraja–Manado dan Toraja–Balikpapan.

Sedangkan rute Toraja–Makassar sudah tidak beroperasi sejak awal tahun 2025.

Saat ini hanya tersisa rute Toraja–Seko yang dilayani maskapai Susi Air.

Penutupan dilakukan akibat rendahnya jumlah penumpang serta terbatasnya subsidi pemerintah.(*)