TRIBUNTORAJA.COM - Kenaikan harga beras membuat pengusaha warung makan di Sulawesi Selatan mulai melakukan penyesuaian, yaitu dengan mengurangi porsi nasi jualan mereka.
Naila (19), misalnya.
Penjual nasi kuning, nasi campur, dan songkolo di Jalan Daeng Tata Raya, Makassar, Sulsel ini, terpaksa mengurangi porsi nasi yang diberikan ke pelanggan.
Sejak harga beras melonjak dari sekitar Rp200 ribu menjadi Rp360 ribu hingga Rp400 ribu per 25 kilogram, Naila mulai mengurangi takaran nasi dalam setiap porsi.
"Kalau harga tetap normal, tapi porsinya (nasi) yang kami atur. Sekarang masih menyesuaikan dengan lauk yang dipilih pembeli," ujar Naila saat ditemui Kamis (24/7/2025).
Dalam sehari, Naila menghabiskan sekitar 25 kg beras untuk memenuhi kebutuhan warungnya.
Ia menyadari bahwa kenaikan harga ini cukup membebani pelaku usaha kecil seperti dirinya.
"Harapannya harga bisa turun sedikit, biar perputaran usahanya lancar. Tapi karena kebutuhan, tetap harus beli," katanya.
Beberapa pemilik warung lainnya mengakui hal sama.
Mereka lebih memilih mengurangi porsi nasi dibandingkan menaikkan harga makanan.
Harga Beras di Toraja
Harga beras di Pasar Sentral Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, mengalami kenaikan sebesar Rp500 per liter dalam dua pekan terakhir.
Kenaikan ini mulai dirasakan sejak awal Juli 2025 dan berlanjut hingga kini.
Pantauan Tribun Toraja pada Kamis (24/7/2025) sore, harga beras kualitas medium yang sebelumnya Rp17 ribu per liter kini naik menjadi Rp17.500.
Sementara untuk beras kualitas rendah, harga meningkat dari Rp15.500 menjadi Rp16.000 per liter.