Dilaporkan oleh Today, Kantor Kejaksaan Nasional Argentina merilis hasil autopsi Payne yang menyebut penyebab kematian adalah "politrauma dengan pendarahan internal dan eksternal."
Namun, pihak kejaksaan menyatakan bahwa penyebab pasti kematian Payne masih belum dapat dipastikan.
Setelah kematian Payne, sejumlah barang bukti disita dari kamar hotelnya, termasuk zat yang diduga menunjukkan konsumsi alkohol dan obat-obatan.
Payne sebelumnya dikenal terbuka tentang perjuangannya melawan kecanduan.
Baca juga: Liam Payne Ternyata Pernah Mengalami Masalah Kesehatan Mental Saat Masih di One Direction
Cedera yang Dialami Liam Payne
Autopsi mengungkapkan bahwa Payne mengalami 25 cedera serius, yang dianggap konsisten dengan luka akibat jatuh dari ketinggian.
Di antaranya, cedera pada otak dan tengkorak yang dinilai cukup parah untuk menyebabkan kematian.
Selain itu, pendarahan internal dan eksternal yang ditemukan di tengkorak, dada, perut, dan anggota tubuh Payne juga turut menyebabkan kematian, menurut laporan kejaksaan.
Baca juga: Personil One Direction Berduka Untuk Liam Payne: Kami Terpukul
Hasil penyelidikan forensik menunjukkan Payne sendirian saat jatuh, kemungkinan dalam keadaan terpengaruh zat tertentu.
Analisis forensik pada tangan Payne tidak menemukan cedera defensif, mengindikasikan bahwa cedera yang dialaminya terjadi secara bersamaan dan tidak melibatkan pihak lain.
Posisi tubuh Payne saat ditemukan juga menunjukkan bahwa ia mungkin tidak dalam posisi untuk melindungi diri, kemungkinan berada dalam kondisi setengah sadar atau tidak sadar sama sekali saat jatuh.
Penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan untuk menentukan apakah ada alkohol atau obat-obatan dalam tubuh Payne pada saat kejadian.
(*)