Sains

Fenomena 'Planet Liar' di Alam Semesta, Melayang Sendiri Tak Terikat Tata Surya

Penulis: Redaksi
Editor: Donny Yosua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

TRIBUNTORAJA.COM - Teleskop luar angkasa Euclid telah menemukan tujuh planet 'liar' baru yang tidak termasuk dalam sistem tata surya mana pun dan tidak memiliki bintang seperti matahari yang mengikat mereka, mengungkapkan dunia-dunia gelap dan sunyi yang mengembara di kegelapan alam semesta tanpa terikat pada bintang mana pun.

Tanpa keterikatan pada bintang seperti Bumi kepada Matahari, planet-planet ini hidup dalam kegelapan dan kesepian abadi tanpa siang atau malam.

Namun, para ilmuwan percaya ada kemungkinan bahwa planet-planet ini dapat mendukung kehidupan, dengan perkiraan bahwa terdapat triliunan planet semacam ini di galaksi Bima Sakti.

Minggu lalu, Badan Antariksa Eropa mengumumkan hasil ilmiah pertama dari teleskop Euclid sejak diluncurkan pada Juli 2023.

Penemuan ini mencakup tujuh planet gas raksasa baru dengan massa setidaknya empat kali lipat massa Jupiter. Mereka ditemukan di Nebula Orion, area pembentukan bintang terdekat dengan Bumi, sekitar 1.500 tahun cahaya jauhnya.

 

 

Euclid juga mengonfirmasi keberadaan puluhan planet liar lainnya yang sebelumnya terdeteksi.

Eduardo Martin, seorang astronom Spanyol dan penulis utama studi yang dipublikasikan di situs sains arXiv.org pada 24 Mei, mengatakan bahwa ini kemungkinan hanya "puncak gunung es".

Karena planet liar tidak memantulkan cahaya bintang, menemukan mereka seperti "mencari jarum dalam tumpukan jerami," kata Dr. Martin. Planet-planet yang lebih muda, seperti yang ditemukan oleh Euclid, lebih panas sehingga sedikit lebih mudah untuk dideteksi.

Beberapa penelitian menunjukkan ada sekitar 20 planet liar untuk setiap bintang, yang berarti jumlahnya bisa mencapai triliunan di galaksi Bima Sakti saja.

Dengan adanya ratusan miliar galaksi di seluruh alam semesta, jumlah planet liar ini menjadi sulit untuk dibayangkan.

 

Baca juga: Kenapa Fenomena Aurora Tak Pernah Muncul di Indonesia? Ini Penjelasan BRIN

 

Teleskop luar angkasa Roman milik NASA yang akan diluncurkan pada 2027 diharapkan akan menemukan lebih banyak planet liar, mungkin memberikan kejelasan tentang jumlah mereka di alam semesta.

Dr. Gavin Coleman, seorang astronom di Queen Mary University of London yang tidak terlibat dalam penelitian Euclid, mengatakan bahwa dunia-dunia aneh ini sering memunculkan "perasaan kagum dan misterius".

"Kita semua tumbuh dengan Matahari di langit, jadi membayangkan planet yang melayang di ruang angkasa tanpa bintang sangatlah menarik," katanya.

Namun, tidak semua planet liar mengembara sendirian. Empat dari lebih dari 20 planet yang dikonfirmasi oleh Euclid diyakini sebagai planet biner, yaitu dua planet yang mengorbit satu sama lain dalam satu sistem.

Jika planet liar dapat dihuni, mereka bisa menjadi target penting dalam pencarian kehidupan luar angkasa oleh manusia. "Beberapa tetangga terdekat kita kemungkinan adalah planet liar," kata Dr. Martin.

 

Baca juga: Fenomena Equinox Hari Ini 21 Maret 2024, Apa Itu?

 

Tanpa panas dari bintang terdekat, planet-planet ini diyakini dingin dengan permukaan yang beku. Energi untuk mendukung kehidupan harus berasal dari dalam planet.

Sebagian besar energi Neptunus berasal dari dalam, kata Dr. Coleman. Ventilasi geotermal memungkinkan hewan di Bumi bertahan hidup tanpa sinar Matahari. Namun, bahkan dalam kondisi terbaik, isolasi ekstrem ini kemungkinan hanya dapat mendukung kehidupan bakteri dan mikroba, tambah Dr. Coleman.

Planet liar dapat dianggap melintasi jalan sunyi melalui kosmos. Namun, "berada di sekitar bintang memiliki kekurangannya," kata Christopher Conselice, profesor astronomi ekstragalaksi di Universitas Manchester, Inggris.

Salah satu kerugian tersebut adalah ketika Matahari menjadi raksasa merah dalam sekitar 7,6 miliar tahun dan mengembang besar menelan Bumi.

Planet liar tidak perlu khawatir akan hancur oleh bintang. "Planet-planet ini akan bertahan selamanya," kata Prof. Conselice. "Jika Anda tidak keberatan dengan suhu dingin, Anda bisa bertahan di planet-planet ini selama lamanya."

 

Baca juga: Fenomena Warga Korea Utara Makin Botak, Ternyata Ini Penyebabnya

 

Studi Euclid juga memberikan petunjuk tentang bagaimana planet liar tercipta, kata Prof. Conselice. Beberapa mungkin terbentuk di bagian luar tata surya sebelum terlepas dari bintangnya dan mengambang pergi.

Namun, studi tersebut menunjukkan bahwa banyak planet liar mungkin tercipta sebagai "produk sampingan alami" dari proses pembentukan bintang, tambahnya.

Ini menunjukkan "hubungan yang sangat dekat antara bintang dan planet serta bagaimana mereka terbentuk," ucapnya. "Tidak ada jawaban pasti yang kita miliki sekarang," tambahnya.

(*)