Dalam surat yang disertai materai Rp 10 ribu tersebut, alasan Jeniaty mundur karena prinsip hidup serta ketidaknyamanan dengan kondisi kerja.
Di surat itu disebutkan pula bahwa Jeaniaty mengaku sudah berusaha total bekerja selama ini namun tetap merasa tidak nyaman.
Informasi lain menyebutkan, Jeniaty mundur karena merasa tersinggung dengan pernyataan Bupati Toraja Utara.
Dikonfirmasi mengenai surat pengunduran diri tersebut, Jeniaty membenarkannya. Kendati demikian, ia enggan berkomentar banyak.
"Terima kasih sudah berkunjung. Untuk hal tersebut (pengunduran diri), saya 'no komen' dulu," katanya kepada Tribun Toraja.
"Itu sudah keputusan saya. Belum bisa memberikan keterangan ya, biarlah saya tenangkan pikiran dulu," tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekda Toraja Utara, Salvius Pasang, mengaku sudah mendengar polemik Camat Rantepao tersebut.
Meski begitu, ia mengaku belum menerima surat pengunduran diri Jeny.
Ia mengatakan, persoalan itu mungkin karena terjadi miskomunikasi antar Bupati Toraja Utara dan Camat Rantepao.
"Mungkin miskomunikasi itu. Semoga ada jalan tengah," tutur alumni Unhas ini.
Reaksi Ba’lele
Jeniaty Rike Ekawaty ST MM merupakan alumni SMA 1 Nabire, Papua.
Ibunya bernama Alfrida Rassi, seorang pensiunan guru. Sedangkan ayahnya bernama (alm) Phiter Tangke Rombe, mantan Sekda Kabupaten Paniai dan juga Pj Bupati Paniai, Papua
Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Di media sosial, khususnya Facebook, surat pengunduran diri Jeny juga beredar dan banyak dikomentari oleh para netizen.