Harga Babi Ternak di Toraja Perlahan Turun, Mulai Rp 4 Juta Per Ekor

harga babi di Toraja sempat melambung, naik hingga berkali-kali lipat dikarenakan pasokan berkurang akibat hantaman virus Flu Babi

|
TribunToraja
MULAI TURUN - Babi ternak dikumpulkan dalam sebuah acara di Toraja diabadikan beberapa waktu lalu. Harga babi di Toraja mulai menurun seiring dengan pulihnya pasokan. 

TRIBUNTORAJA, RANTEPAO - Harga babi ternak di Toraja, Sulawesi Selatan, perlahan turun.

Seperti pantauan Tribun Toraja di Pasar Hewan Bolu, Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara, Kamis (3/7/2025). 

Harga babi kini dipatok antara Rp 4 juta per ekor sampai Rp 7 juta, tergantung ukurannya dan jenis kelaminnya. Umumnya babi jantan agak mahal sedikit dari babi betina.

Peternak babi, Santoso, mengatakan, harga tersebut turun secara perlahan.

"Syukur harga babi sudah mulai turun sampai seribu (satu juta) per ekor. Yahh, setidaknya tidak seperti tahun kemarinlah yang naik sampai tiga kali lipat," ucap peternak berusia 55 tahun itu kepada Tribun Toraja.

Baca juga: Januari-Desember 2024. Kasus Demam Babi di Toraja Utara Capai 1.039

Baca juga: Harga Babi Ternak di Toraja Melambung, Mulai Rp 5 Juta Hingga 20 Juta Per Ekor

Bapak dua anak ini menjelaskan bahwa babi asli Toraja saat ini masih sulit didapatkan Jadi, saat ini, masih banyak babi impor dari Sulawesi Tengah. 

Diketahui bahwa harga babi di Toraja sempat melambung, naik hingga berkali-kali lipat. Kenaikan itu terasa di sepanjang tahun 2024 kemarin.

Babi ternak umur 7 bulan misalnya dijual sekitar Rp 5 juta per ekor. Bahkan, ada yang dijual hingga Rp 8 juta per ekor.

Sedangkan babi ternak umur 3 tahun ke atas dijual sebesar Rp 13 juta hingga Rp 20 juta per ekor. 

Umumnya babi tambun ini dipakai untuk acara adat Rambu Tuka'.

Baca juga: Harga Daging Babi Melonjak di Toraja, Kini Capai Rp 120 Ribu Perkilogram

Melambungnya harga babi di Toraja ini dipicu karena kurangnya pasokan babi ternak pasca merebaknya African Swine Fever (ASF) alias Flu Babi.

Virus ini menyerang babi ternak milik warga sehingga banyak yang mati. Di Toraja Utara, lebih dari 7.000 babi mati, di Tana Toraja juga ribuah yang mati karena virus.

Karena banyak yang mati, maka babi pun langka. Bahkan banyak diimpor dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi maupun acara adat meski dengan Harga yang mahal.

Babi Putih

Sejak babi langka, muncul istilah "babi putih" di Toraja.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved