Mirip Kasus Penembakan Pengacara di Bone, Staf Desa di Gowa Ditembak OTK

Setibanya di rumah pamannya, Hardianto menyadari ada luka di bawah ketiaknya yang mengeluarkan darah.

Editor: Imam Wahyudi
ist
PENEMBAKAN - Staf Desa Panaikang, Hardianto (35) saat dirawat di RSUD Syekh Yusuf Gowa. Hardianto diduga jadi korban penembakan oleh OTK di Desa Panaikang, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa, Kamis (26/6/2025) 

TRIBUNTORAJA.COM - Staf Desa Panaikang, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Hardianto (35), menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal (OTK) pada Kamis (26/6/2025).

Ia diduga ditembak menggunakan senapan angin saat dalam perjalanan pulang dari rumah pamannya ke rumahnya.

Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar, menjelaskan bahwa korban saat itu mengendarai sepeda motor.

Dalam perjalanan, ia tiba-tiba merasa seperti dilempar batu dan berhenti untuk memeriksa sekitar, namun tak menemukan siapa pun di lokasi.

"Korban juga sempat mendengar suara seperti ledakan, lalu kembali ke rumah pamannya," kata Bahtiar.

Setibanya di rumah pamannya, Hardianto menyadari ada luka di bawah ketiaknya yang mengeluarkan darah.

Ia merasakan nyeri hebat di bagian tersebut dan mendapati ada lubang di tubuhnya.

Korban segera dilarikan ke RS Yapika sebelum akhirnya dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Syekh Yusuf Gowa.

Hasil rontgen menunjukkan ada proyektil yang bersarang di tubuhnya.

Karena kondisi tersebut, Hardianto kembali dirujuk ke RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk penanganan lebih lanjut.

"Jenis senjata masih kami dalami, sambil menunggu hasil operasi untuk mengeluarkan proyektil dari tubuh korban," ujar Bahtiar.

Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus ini dan belum mengetahui pelaku penembakan.

Tim kepolisian juga masih berada di lokasi kejadian untuk mengumpulkan keterangan dari para saksi.

Penembakan Pengacara Rudi

Pada malam tahun baru lalu, terjadi peristiwa heboh di Kabupaten Bone, Sulsel.

Rudi S Gani (49), seorang pengacara asal Makassar ditembak di rumah istrinya, Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Selasa (31/12/24) malam. 

Istri almaruhm Rudi, Hj Maryam mengatakan, saat kejadian, ia dan Rudi tengah berkumpul di rumah dengan sanak keluarga.

Mereka membuat acara makan bersama sembari menunggu malam pergantian tahun.

Saat santap bersama, kata Maryam, suara letusan terdengar dan Rudi tergeletak.

“Kita sementara makan-makan sama keluarga, tiba-tiba ada suara ledakan (letusan) langsung dia (Rudi) tergeletak,” kata Maryam.

Maryam menyaksikan langsung tumbangnya sang suami yang tepat berada di sampingnya.

Meski demikian, Maryam mengaku tidak mengetahui pasti sumber letusan.

Pasalnya, di sekeliling rumahnya di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, suasananya tidak begitu terang.

“Tidak ada saya lihat (orang di luar rumah) karena gelap juga, karena ada mobil terparkir di depan jadi di belakangnya agak gelap,” ujarnya.

Maryam juga mengaku, tidak begitu memperhatikan suasana sekitar lantaran sementara makan.

“Tidak ada kita perhatikan karena sementara makan,” ucapnya 

Saat sang suami tumbang, Maryam sempat menduga korban mengalami pecah pembuluh darah.

“(Awalnya) saya belum lihat luka. Pemikiran saya itu pecah pembuluh darah, karena ada darah keluar,” terang Maryam.

“Saya periksa ternyata tidak, saya bersihkan (darahnya) ternyata ada memar di samping hidung,” sambungnya.

Maryam baru sadar suaminya menjadi korban penembakan setelah dibawa ke puskesmas dan diperiksa oleh polisi.

“Baru saya tahu waktu ada polisi bilang di puskesmas bahwa ini ditembaki, ditembak,” bebernya

Hingga saat ini, polisi belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus penembakan yang merenggut nyawa Rudi S Gani.(sayyid)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved