Sosok Andi Nataziah, Corcom IOH Kalisumapa yang Jadikan AI 'Asisten' Kerja

AI bukan ancaman bagi manusia tapi bisa jadi sarana untuk membantu pekerjaan, menjadi asisten pintar sehingga bekerja lebih efisien dan maksimal.

Penulis: Apriani Landa | Editor: Apriani Landa
ist
SAHABAT AI - Corcom- AVP Communications Circle Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua (Kalisumapa), Andi Nataziah. Dalam menjalankan tugasnya, Nataziah kerap memanfaatkan Artificial Intelligence (AI). 

"Dari tahun ke tahun dunia kehumasan juga makin dinamis. Tiap industri ada tangangannya tersendiri. Tapi, semua itu memerlukan kreatif dan inovasi kita pun harus ditingkatkan, seperti sekarang ini dengan munculkan Artificial Intelligence atau AI," tuturnya.

Kebetulan di perusahaannya Indosat saat ini mengusung AI Native TechCo, di mana dari sisi manajemen dibiasakan untuk memberdayakan memakai AI.

Menurutnya, AI bukan ancaman bagi manusia tapi bisa jadi sarana untuk membantu pekerjaan, menjadi asisten pintar sehingga bekerja lebih efisien dan maksimal.

"AI itu bukan ancaman, tapi jadi asisten pintar kita," katanya.

"Apalagi saya ini kan memantau dari Kalimantan hingga Papua, saya harus monitor semua pemberitaan di wilayah kerja ini. Kalau tidak tidak ada AI, kalau dikerja manual, bisa lama banget kelarnya," tuturnya.

Nata mengaku beberapa kali menggunakan AI dalam pembuatan press release. Namun, katanya, tetap dalam pantauan dan masih harus dicek berkali-kali. Apalagi jika terkait dengan data.

Nata juga memanfaatkan AI untuk memonitor tone pemberitaan, memantau tren isu di media sosial, atau merangkum laporan dalam waktu cepat.

"Dengan AI, monitoring media itu sangat-sangat mudah dan cepat, bahkan reportingnya pun jadi lebih mengerucut, kita juga dibantu breakdown dan lebih detail."

"Tapi, jangan terlena. Ibaratnya adalah AI ini dalah tools atau alat yang kita manfaatkan, tetapi tetap harus terjun di mengolahnya sendiri. Jangan terlalu mengandalkan AI, harus double croscek,  jangan copy paste, supaya otak kita sebagai manusia juga tidak mati," tegasnya.

Saat ditanya bagaimana menggambarkan pekerjaan kehumasan di era digital ini, ia menjawab dengan perumpamaan sederhana: seperti main musik.

“Harus tahu kapan nada tinggi, kapan nada rendah, kapan harus improvisasi, dan yang paling penting: tetap jaga harmoninya," tutupnya sambil terkekeh.
(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved