Pemilihan Paus

Asap Putih Tandai Terpilihnya Paus Leo XIV, Sebelumnya Ada Asap Hitam. Apa Artinya?

Jika seorang kandidat terpilih, putaran akhir pemungutan suara dibakar dengan bahan kimia untuk menghasilkan asap putih.

Editor: Apriani Landa
vaticannews
ASAP - Asap hitam dan putih yang keluar dari cerobong asap dari cerobong di puncak Kapel Sistina, Kamis (8/5/2025) waktu setempat. Asap menandakan hasil dari pemilihan Paus, hitam berarti belum ada dan asap putih menandakan Paus baru telah terpilih. 

Pemilihan diawali dengan misa khusus pada pagi hari, dilanjutkan dengan berkumpulnya para kardinal elektor (maksimal 120 orang) di Kapel Sistina—tempat yang telah digunakan untuk semua konklaf sejak tahun 1858.

Konklaf resmi dimulai ketika pemimpin liturgi kepausan mengucapkan kata-kata "extra omnes," bahasa Latin yang berarti "semua orang keluar."

Perintah tersebut mengusir semua pihak yang tidak berwenang, menyisakan hanya para kardinal pemilih yang kemudian diasingkan hingga terpilihnya paus baru.

Setelah hari pertama, proses pemungutan suara dilakukan sebanyak empat kali setiap harinya.

Para kardinal menuliskan pilihan mereka di selembar kertas bertuliskan "Eligo in summum pontificem" yang berarti "Saya memilihnya sebagai paus tertinggi."

Surat suara dimasukkan ke dalam guci, dihitung oleh tiga kardinal pengawas, dan kemudian dibakar.

Mayoritas dua pertiga dibutuhkan agar seorang kardinal dapat diangkat menjadi paus baru.

Pengertian Konklaf Kepausan

Konklaf kepausan adalah pemilihan paus baru, yang diselenggarakan oleh Dewan Kardinal, yakni para uskup dan pejabat Vatikan yang dipilih oleh Paus.

Para kardinal bertugas memberikan suara untuk salah satu kolega mereka untuk mengambil alih peran Paus.

Selama konklaf, para kardinal diasingkan, dan tidak dapat berkomunikasi dengan "dunia luar."

Sebelum memberikan suara, para kardinal membahas berbagai kebutuhan dan tantangan yang dihadapi Gereja Katolik.

Mereka kemudian berkumpul di Basilika Santo Petrus untuk memohon bimbingan Roh Kudus tentang siapa yang akan menjadi penerusnya.

Untuk pemilihan yang sebenarnya, para kardinal memasuki Kapel Sistina, mengambil sumpah kerahasiaan, dan menyegel pintu gereja.

Setiap kardinal memberikan suara melalui pemungutan suara rahasia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved