Pelajar Kecanduan Main Game Online Dimasukkan Barak Militer, Ini Tanggapan PB ESI

Dedi menegaskan bahwa pelajar yang dikirim ke barak tidak akan ditempa dengan standar pendidikan militer.

Penulis: Redaksi | Editor: Apriani Landa
Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
GAME ONLINE - Ratusan pelajar tingkat SMA sederajat menjalani pemeriksaan untuk dikirim ke barak militer di Dodik Bela Negara, Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (5/5/2025). Mereka ini ditenggarai memiliki sejumlah latar belakang masalah sosial, khususnya kecanduan game online. 

"Banyak sekarang yang berbondong-bondong nitip anaknya," ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, pihaknya menyiapkan kuota untuk 350 pelajar yang akan dikirim ke barak militer.

"Yang sudah itu ada 201 siswa dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat, kami siapkan untuk gelombang pertama 350. Mereka sudah mendapatkan izin dari orang tua secara lisan dan tertulis," kata Maman.

Tanggapan PB ESI

Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) memberikan komentar terkait hal ini.

Dikutip dari GGWP, Kabid Komunikasi PB ESI, Debora Imanuella, mendukung kebijakan Gubernur Jabar itu.

Menurutnya, ini momen yang baik untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perbedaan kecanduan bermain game dan menjadi atlet esports profesional.

"Saya pribadi setuju, bahwa ini jadi momen yang baik untuk mengedukasi masyarakat tentang perbedaan antara kecanduan (bermain) game dan menjadi atlet esports profesional." 

Bermain game tanpa arah dan tujuan, hanya akan membuang waktu dan bisa berdampak buruk untuk masa depan anak," tuturnya dikutip dari situs GGWP.

Debora menekankan, PB ESI akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang atlet esports profesional. 

Di mana, seorang atlet esports profesional punya arah, tujuan, dan karir yang jelas di industrinya.

"PB ESI bersama para pemangku kepentingan, terus mendorong edukasi publik, bahwa menjadi atlet esports berarti punya arah, tujuan, serta karir yang jelas di industri ini."

"Jika bermain game dilakukan secara berlebihan tanpa kontrol dan tidak dibarengi dengan pendidikan atau pelatihan, itu tentu berisiko. Tapi kalau diarahkan dengan benar, didampingi, dan difasilitasi, anak-anak bisa berkembang jadi talenta digital dan atlet yang berprestasi," tutup Debora.


Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pelajar yang Dikirim ke Barak Militer di Lembang Rata-rata Karena Kecanduan Game Mobile Legends, https://jabar.tribunnews.com/2025/05/05/pelajar-yang-dikirim-ke-barak-militer-di-lembang-rata-rata-karena-kecanduan-game-mobile-legends

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved