Merantau dari Jawa, Slamat Readi Bertahan Hidup di Tana Toraja dengan Berjualan Kelapa

Dengan modal awal sekitar Rp 5 juta, ia membeli kelapa dalam jumlah besar menggunakan satu truk dari Masamba, yang berisi sekitar 400 hingga 500...

Penulis: Rosmianti Mawalle | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja/Rosmianti Mawalle
DAGANG KELAPA - Sejumlah kelapa, pisang, gula merah, dan keripik ubi di tempat lapak Slamat di Pasar Sentral Makale, Tana Toraja, Selasa (4/3/2025) pagi. Slamat Readi mengaku bertahan hidup dengan jualan kelapa di Tana Toraja. 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE – Slamat Readi (52), pria asal Ponorogo, Jawa Timur, telah menetap di Makale, Tana Toraja, sejak 2015. Sebelum itu, ia sempat merantau ke Masamba, Luwu Utara, dan bekerja sebagai buruh tani.

Namun, karena penghasilannya kecil, ia akhirnya memutuskan pindah ke Tana Toraja bersama istrinya, Nurhayati (48), serta dua anak mereka.

Di Pasar Sentral Makale, Slamat memulai usahanya dengan berjualan kelapa di kios sederhana berukuran 5x4 meter.

 

 

Dengan modal awal sekitar Rp 5 juta, ia membeli kelapa dalam jumlah besar menggunakan satu truk dari Masamba, yang berisi sekitar 400 hingga 500 butir kelapa.

"Saya jual kelapa seharga Rp 8 ribu per butir. Kalau pembeli ingin diparut, harganya Rp 10 ribu," ujar Slamat.

Menurut Nurhayati, saat bulan Ramadan, satu truk kelapa bisa habis dalam 3-4 hari, sedangkan di hari biasa biasanya terjual dalam 5 hari.

Ia juga mengatakan bahwa harga kelapa saat ini lebih tinggi dibanding sebelumnya, yang hanya sekitar Rp 6 ribu per butir.

 

Baca juga: Harga Cabai Rawit Capai Rp 80 Ribu Per Kilogram, Santan Kemasan Langka di Pasar Sentral Makale 

 

Menjual Berbagai Bahan Pokok

Selain kelapa, Slamat juga menjual pisang, gula merah, beras ketan, dan keripik ubi.

Ia membuka lapaknya mulai pukul 05.00 hingga 18.00 WITA.

Meskipun hanya berjualan kelapa, Slamat merasa bersyukur karena hasil usahanya mampu mencukupi kebutuhan keluarga, termasuk membiayai pendidikan anak-anaknya hingga tamat SMA.

Saat ini, keluarganya tinggal di rumah kontrakan di Tondon Mamullu, Makale, yang tidak jauh dari tempatnya berjualan.

"Alhamdulillah, anak pertama saya sekarang sudah bekerja di salah satu perusahaan tambang di Morowali," tutupnya.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved