Wapres Gibran ke Toraja

Wapres Gibran Puji Toleransi di Toraja, Bandingkan dengan Solo, Dia Diejek Antek China

Dalam sambutannya pada penutupan Sidang Raya PGI ke-18, Gibran mengucapkan permintaan maaf karena datang terlambat.

|
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Imam Wahyudi
freedy
Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming, menutup Sidang Raya ke-18 Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) yang dilangsungkan di Auditorium Kampus 2 UKI Toraja, Kecamatan Tallunglipu, Toraja Utara, Sulsel, Rabu (13/11/2024).   

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming, mengunjungi Tana Toraja dan Toraja Utara, Sulsel, Rabu (13/11/2024).

Kunjungan Gibran untuk menutup Sidang Raya ke-18 Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) yang dilangsungkan di Auditorium Kampus 2 UKI Toraja, Kecamatan Tallunglipu, Toraja Utara.  

Gibran tiba di Bandara Buntu Kunyi, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja, sekitar pukul 13.00 Wita.

Dalam perjalanan dari bandara menuju lokasi Sidang Raya PGI, putra pertama mantan Presiden Jokowi ini beberapa kali singgah untuk membagikan susu gratis kepada anak sekolah hingga masyarakat umum.

Terhitung Gibran berhenti Sebanyak 5 kali.

Yaitu di SMAN 3 Tana Toraja, SMPN 1 Mengkendek Tana Toraja, Bundaran Plaza Kolam Makale, kantor Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja di Kota Rantepao dan di Tugu Kandean Dulang.

Di lima lokasi yang dia singgahi, Gibran dikerubungi ratusan siswa dan masyarakat.

Di lokasi-lokasi tersebut, Gibran membagi-bagikan susu.

Dalam sambutannya pada penutupan Sidang Raya PGI ke-18, Gibran mengucapkan permintaan maaf karena datang terlambat.

"Tadi banyak sekali singgah, tidak enak juga kalau tidak singgah apalagi saya kan sudah menjadi orang Toraja. Intinya, selamat bagi Ketum baru PGI semoga amanah dan PGI dapat membawa pesan Damai keseluruh pelosok," ucapnya.

Dalam kunjungannya ke Toraja beberapa waktu lalu, Gibran memang dinobatkan sebagai orang Toraja dan diberi nama khas Toraja, Laso Pindan. 

Dalam kesempatan tersebut, mantan Wali Kota Solo itu melakukan presentase singkat melalui slide foto.

Dalam slide-slide foto tersebut, ia memperlihatkan beberapa berita yang memberitakan dirinya beberapa tahun lalu.

Judul-judul berita tentangtingginya tingkat intoleransi di Kota Solo yang merupakan kampung halamannya.

"Ini dari berita-berita di atas menggambarkan bahwa secara keseluruhan Solo beberapa tahun lalu masuk juga dalam kategori kota intoleran. Bahwa dulu saya dicap antek-antek China. Saya cemburu dengan masyarakat Toraja yang dari dulu sampai sekarang toleransinya sangat tinggi dan masih terawat baik," ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved