Pemerintah Tak Akan Impor Susu dari Vietnam untuk Program Makan Bergizi Gratis

Prasetyo menambahkan bahwa masalah terkait menu akan menjadi catatan evaluasi sebelum program makan bergizi mulai dilaksanakan pada Januari 2025.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
https://tangerangkota.go.id
ILUSTRASI - Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka hadir dalam pelaksanaan uji coba Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 4 Tangerang dan SMPN 13 Tangerang, Senin (5/8/2024). 

TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana melakukan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan, Moch. Arief Cahyono, menyatakan bahwa pemerintah lebih memilih mengundang investor dari Vietnam untuk berinvestasi dalam pengembangan industri sapi perah di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan untuk mengklarifikasi informasi yang beredar terkait pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengenai investasi perusahaan Vietnam dalam produksi susu sebesar 1,8 juta ton.

 

 

“Harus ditegaskan bahwa tidak ada rencana impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan Kementan adalah mengajak investor Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia, guna meningkatkan produksi susu dalam negeri, bukan untuk impor,” ujar Arief dalam siaran pers, dikutip dari Antara, Minggu (27/10/2024).

Dengan adanya investasi dari Vietnam, diharapkan produksi susu dalam negeri dapat meningkat untuk mendukung program MBG dan mencapai kemandirian pangan.

Arief juga menjelaskan bahwa investor dari Vietnam saat ini sedang menjajaki peluang investasi dalam industri sapi perah di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

 

Baca juga: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Mentan Bakal Bagi Benih dan Tingkatkan Produksi Susu

 

Mereka berencana mengelola lahan seluas 10.000 hektare dan membangun fasilitas pengolahan susu yang diperkirakan dapat memproduksi susu hingga 1,8 juta ton per tahun.

“Target produksi ini bukan berasal dari impor, tetapi dari kapasitas produksi lokal yang akan dikembangkan dan ditingkatkan melalui investasi tersebut,” jelasnya.

“Dengan demikian, produksi lokal diharapkan dapat memenuhi sekitar 50 persen dari kebutuhan nasional, yang saat ini masih bergantung pada impor sebesar 3,7 juta ton per tahun,” tambahnya.

 

Baca juga: Makan Bergizi Gratis Bakal Telan Rp400 Triliun per Tahun, Ekonom: Uang dari Mana?

 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved