Nongkrong di Kolam Makale Tana Toraja, Pemuda Asal Bulukumba Ini Dapat Rp70 Ribu Sehari

Jajanan ini memiliki rasa kenyal karena berbahan dasar tepung tapioka, berbentuk lonjong dan ditusuk dengan lidi.

Penulis: Yoram Mangapan | Editor: Imam Wahyudi
yoram/tribun toraja
Saiful Asriandi menjajakan sempol ayam di depan Kampus UKIT 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Saiful Asriandi (24), lahir dan besar di Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Beberapa tahun terakhir, dia merantau ke Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, yang berjarak sekitar 400 kilometer dari desa kelahirannya.

Di Toraja, Saiful jualan sempol ayam dan tiap hari mangkal di sekitar Kolam Makale, kadang di Kampus 1 Universitas Kristen Indonesia Toraja (UKIT).

Sempol ayam merupakan jajanan populer di kalangan anak dan remaja.

Jajanan sempol sejenis gorengan yang terbuat dari tepung tapioka.

Nama sempol diambil dari tempat jajanan ini berasal, yaitu Desa Sempol, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Jajanan ini memiliki rasa kenyal karena berbahan dasar tepung tapioka, berbentuk lonjong dan ditusuk dengan lidi.

Biasanya sempol dimakan dengan saus merah yang pedas dan kecap atau bisa ditambahkan sambal kacang.

Sempol hampir sama dengan cilok hanya saja sempol memiliki varian rasa daging ayam dan ikan.

Di Sulsel, termasuk Tana Toraja, cukup banyak penjual sempol ayam. Saiful salah satunya.

Mereka menjajakan dagangannya menggunakan motor.

"Tiap hari saya mangkal di sekitar Kolam Makale, kebetulan saat ini mangkal di depan Kampus 1 UKIT," kata Saiful kepada Tribun Toraja, Minggu (4/08/2024) sore.

Setiap hari, Saiful bisa menjual sempol ayam hingga 400 tusuk.

Dari penjualan itu, dia mendapat upah dari bosnya Rp70 ribu kadang Rp80 ribu.

"Meskipun bukan punya sendiri, tetapi upah dari menjual sempolan bisa menghidupi keluarga," ujarnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved