Pilkada Tana Toraja 2024

Terdaftar di DPT, Tiga Lansia Difabel Ingin Mencoblos di Pilkada Tana Toraja 2024

Ketiga warga Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini pun ingin menggunakan hak pilihnya

Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Imam Wahyudi
ist
Benidiktus Papa mengunjungi rumah tiga lansia bersaudara penyandang difabel di 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Tiga wanita bersaudara yang telah lanjut usia (lansia) dan merupakan penyandang disabilitas, tercatat di DPT Pilkada Tana Toraja 2024

Ketiga warga Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini pun ingin menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Tana Toraja 2024.

Ketiga lansia bersaudara tersebut, yaitu Misi' (60) yang kehilangan penglihatannya 15 tahun lalu dan menjadi tunanetra, Bongi (57) tuna wicara sejak lahir, dan Seba (55) yang juga tuna wicara.

Pantauan Tribun Toraja Minggu (21/7/2024), Misi', Bongi, dan Seba, masing-masingnya telah memiliki A-Stiker Coklit Pilkada 2024 yang terpasang di rumah mereka.

Ketiganya terdata akan memilih di TPS 04 setempat pada 27 November 2024 mendatang.

Hal itu sebagaimana diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 pasal 13 tentang penyandang difabel.

Hak politik untuk penyandang difabel salah satunya adalah memberikan hak dan kesempatan yang sama untuk dapat ikut berpartisipasi politik dalam Pemilu.

Selain itu, Pasal 350 ayat 2 UU Nomor 7 tahun 2017 mengatur TPS ditentukan lokasinya di tempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang difabel, sekaligus menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, bebas, dan rahasia.

Kendati demikian, berdasarkan pengalaman Pemilu 2024, petugas TPS yang langsung mendatangi rumah Misi', Bongi, dan Seba.

Ketua Benidiktus Papa (BP) Community, Yulius, membenarkan hal tersebut usai berkunjung ke rumah mereka.

“Pengalaman Pemilu 2024 kemarin, petugas TPS yang membawakan mereka langsung surat suara untuk menggunakan hak pilihnya,” ucap Yulius.

Diketahui, rumah Misi', Bongi, dan Seba, berada di atas perbukitan Lembang Randan Batu yang perlu upaya ekstra untuk dijangkau.

Sementara dari ketiganya, hanya Misi' yang memiliki kemampuan mental mumpuni dibandingkan dua saudari lainnya.

Selain itu, pergerakan ketiganya terbatas hanya di rumah dan halaman depan rumah saja. Masing-masingnya hanya mengandalkan keterbatasan satu sama lain untuk bertahan hidup.

Tokoh Gereja Katolik Stasi Santo Lucas Penara, Matius Pangala, mengatakan, baik Misi', Bongi, dan Seba, telah lama hidup terisolir usai orang tua mereka meninggal.

“Masih ada saudara kandungnya tinggal di sekitar rumah, cuma sudah lansia juga,” ungkap Matius.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved